Model dan Karakteristik atau Unsur-unsur Model Pembelajaran Inovatif (Direct Learning)
Penggunaan model
pembelajaran langsung (Direct Learning) dengan mengintergrasikan minimal dua
media pembelajaran diantara media Text,
Audio, Visual, Video, Maniputalive, People
Darmadi
(2017: 42) dalam bukunya yang berjudul Pengembangan
Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa mengartikan
model pembelajaran sebagai suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Model memberikan gambaran secara
menyeluruh suatu proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Model pembelajaran
memudahkan guru untuk melakukan proses pembelajaran karena di dalam model
pembelajaran ada sintaks atau semacam langkah-langkah yang bisa ditempuh siswa
selama proses pembelajaran. Model pembelajaran sebelumnya merupakan model yang
lebih fokus pada peran guru. Guru yang biasanya mengambil peran penting dalam
pembelajaran dimana guru yang lebih aktif menerangkan dan memberikan materi
sehingga siswa bersifat pasif kini menjadi terbalik.
Bergesernya
paradigma pendidikan dari TCL menjadi SCL memunculkan bentuk-bentuk model
pembelajaran inovatif. Model pembelajaran inovatif ini muncul sebagai model
yang mendukung paradigma kurikulum 2013. Jadi yang dimaksudkan model
pembelajaran inovatif di sini adalah model pembelajaran yang mendukung untuk
dilaksanakan pembelajaran yang bersifat student
center learning (SCL) dan menunjang siswa untuk menguasai kompetensi abad
21, 4C, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai nawacita bangsa Indonesia,
penguasaan kemampuan High Order Thinking
Skills (HOTS), dan penguasaan
kemampuan literasi siswa.
Model
pembelajaran inovatif yang bersifat SCL berfokus kepada siswa dimana siswa tidak
secara terus menerus menerima pengetahuan dari guru namun sebaliknya, yaitu
siswa dituntut untuk mencari informasi dari berbagai sumber dan dengan
bimbingan guru siswa mengorganisasikan sendiri pengetahuan yang diperolehnya.
Pada model pembelajaran inovatif pembelajaran yang dilakukan guru tidak
menyeluruh. Guru hanya menjelaskan inti dari materi kemudian membiarkan siswa
untuk bekerja mandiri maupun berkelompok. Siswa kemudian bisa mengkonstruk
pengetahuannya sendiri dengan dibantu oleh teman-temannya.
Karena
bagaimanapun tidak ada model pembelajaran yang sempurna, bisa jadi satu model
pembelajaran tidak bisa diterapkan untuk semua pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran inovatif yang akan dipakai untuk mengajar guru disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran, materi, dukungan sarana dan media, serta tahapan dalam
pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran akan lebih efektif setelah guru
menganalisis materi pembelajaran. Salah satu model pembelajaran inovatif yang
bisa diterapkan dalam pembelajaran yaitu, pembelajaran langsung (direct instruction).
Pembelajaran
langsung merupakan suatu pendekatan mengajar yang membantu siswa untuk
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dilakukan secara
prosedural (Tim dosen. 2015: 175). Putranta, dkk. (2017: 35) mendefinisikan
pembelajaran langsung sebagai pembelajaran dimana guru sebagai pusat
pembelajaran dan aktif dalam memberikan materi karena pembelajaran fokus pada
pengetahuan prosedural terstruktur. Jadi, dalam pembelajaran langsung siswa
memperoleh informasi secara bertahap atau selangkah demi selangkah. Model pembelajaran
langsung ini merupakan model TCL, Al-Tabany (2017: 34) karena gurulah yang
bertanggung jawab dalam penyusunan materi, menjelasakan dan mendemonstarikan
kepada siswa, memberi waktu bagi siswa untuk latihan sebagai bentuk penerapan
konsep yang dipelajari dan memberikan umpan balik (Tim Dosen, 2015: 171). Oleh
karena itu, apabila guru menginginkan pembelajaran yang membuat siswa menemukan
konsep sendiri maka model ini kurang cocok (Putranta, 2017: 36).
Pembelajaran langsung berusaha untuk memaksimal
waktu siswa untuk belajar. Memang model ini bersifat TCL namun guru juga harus
menjamin keterlibatan siswa dalam pembelajaran, Oleh karena itu, guru perlu menyusun tugas-tugas dengan
sistematis sebagai alat bagi siswa untuk mengasah keterampilannya dalam
menguasai materi atau konsep tertentu. Secara garis besar dapat dilihat jika
model ini menekankan pada penguasaan materi atau konsep tertentu dan penguasaan
tersebut dapat dilihat dari perubahan perilaku siswa. Model pembelajaran
langsung (direct learning) cenderung
mengacu pada teori belajar behaviorististik dimana guru menjadi pusat dari
pembelajaran. Sebenarnya model pembelajaran langsung ini (TCL) merupakan tahap awal
ketika guru ingin menerapkan model SCL. Misalnya ketika guru menjelaskan
aturan-aturan main dalam pembelajaran. Ketika guru menjelaskan konsep-konsep
awal sebelum siswa melakukan praktik, dll. Karena pada dasarnya, sebelum
membiarkan siswa untuk belajar sendiri, guru terlebih dahulu memberikan
pengantar sebagai dasarnya.
Pembelajaran TCL seperti direct learning ini diperlukan untuk memberikan pengetahuan kepada
siswa terkait materi yang tidak bisa
mereka dapatkan sendiri. Misalnya, matematika, pada mata pelajaran berbasis
angka tersebut pemahaman siswa sulit dicapai jika tidak diberikan secara
langsung. Guru secara langsung mendemonstrasikan materi yang berupa konsep,
teori, konsep, prosedur, secara bertahap karena untuk materi yang bersikap
procedural langkah awal menjadi prasyarat agar siswa memahami langkah
selanjutnya. Selain itu, Pada pembelajaran matematika guru lebih aktif
menerangkan sedangkan siswa aktif menggunakan panca inderanya untuk menyimak
penjelasan guru. Setelah guru menjelaskan siswa diberi penugasan, karena
semakin sering siswa berlatih mengerjakan soal akan semakan lihai siswa dalam
mengerjakan soal-soal.
Sebagai contoh permasalahan yang sedang terjadi
yaitu, ketika pembelajaran daring seperti sekarang sulit untuk dilakukan secara
langsung, oleh karena itu guru bisa memanfaatkan media pembelajaran yang
menunjang direct learning misalnya
video pembelajaran yang dilakukan oleh guru sendiri atau rekaman suara guru.
Karena matematik bersifat analitis dan memerlukan kemampuan berpikir yang
tinggi maka diperlukan strategi yang efektif agar waktu belajar siswa menjadi
efektif untuk mempelajari materi tersebut.
Beberapa strategi pembelajaran yang ada
bertolak dari model pembelajaran langsung ini, misalnya strategi modeling. Pada
strategi modeling, siswa belajar dengan mengamati perilaku orang lain (yang
dalam hal ini yang dimaksudkan adalah guru). Teori pemodelan ini dibawakan oleh
Albert Bandura dimana dikatakan bahwa belajar yang dilakukan manusia merupakan
dari proses pemodelan. Sebagian besar dari kebiasaan seseorang merupakan
imitasi dari orang lain. Misalnya siswa mengamati guru melakukan demonstrasi
atau eksperimen tertentu, maka siswa akan dapat mengetahui langkah-langkah
procedural dalam melakukan sesuatu sehingga siswa dapat mempraktikannya
sendiri. Ketika guru menyelesaikan masalah dengan rumus dan prosedur yang di
demonstrasikan di depan kelas maka siswa akan menirukan untuk mengerjakan soal
yang sama dikemudian hari. Strategi modeling merupakan salah satu strategi
penting untuk melatih keterampilan proses siswa ((Al-Tabany, 2017: 104).
Setiap model pembelajaran memiliki sintaksnya
masing-masing. Pada beberapa buku referensi Al-Tabany (2017: 95), Putranta (2017:
36), Tim dosen, 2015:172 dijelaskan bahwa terdapat lima fase dalam pembelajaran
langsung, yaitu: 1) fase pertama yaitu orientasi, dimana guru menjelaskan
tujuan dan mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran. Hal-hal yang dapat
dilakukan yaitu menjelaskan tujuan, latar belakang, dan pentingnya mempelajari
materi tersebut. 2) fase kedua yaitu guru mendemonstrasikan pengetahuan dan
keterampilan. Guru memberikan pembelajaran dengan menyajikan materu secara
bertahap dan procedural serta memberikan contoh-contoh konsep, serta menjelaskan
kembali jika siswa belum memahami materi. 3) fase ketiga, yaitu bimbingan
terstruktur, dimana guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan
pelatihan-pelatihan menerapkan konsep yang diperolehnya, guru memberikan
penguatan-penguatan serta membimbing siswa yang masih kurang benar dalam
menerapkan konsep. 4) fase keempat yaitu mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik, pada tahap ini guru memberikan umpan balik terhadap hasil semua
siswa dan memastikan jika pengetahuan yang diperoleh siswa sesuai dengan apa
yang disampaikan guru sehingga tidak terjadi miskonsepsi. 5) tahap terakhir
adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan pelatihan lanjutan dan
penerapan secara mandiri, hal ini dilakukan agar siswa bisa menerapkan konsep
yang diperolehnya untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Bagaimanapun model pembelajatan langsung juga
harus didukung oleh lingkungan belajar siswa. Pembelajaran langsung
direncanakan oleh guru dan dieksekusi oleh guru sendiri. Namun begitu, walaupun
pembelajaran berpusat pada siswa bukan berarti peran siswa menjadi pasif, siswa
tetap berperan aktif dalam proses pembelajaran, misalnya aktid mendengarkan,
memperhatikan, menjawab ketika guru bertanya, bertanya ketika kurang memahami
materi, dll. Walaupun guru mendominasi pembelajaran bukan berarti pembelajaran dikelas
menjadi kaku. Guru bisa menerapkan berbagai taktik dan teknik agar pembelajaran
langsung yang berorientasi pada tugas-tugas menjadi asik untuk diikuti. Selain
itu, untuk materi tertentu, pemberian tugas-tugas cenderung lebih efektif
daripada metode lainnya.
Kelebihan dari model pembelajaran langsung ini
adalah guru yang bisa mengendalikan isi materi langkah-langkah yang harus
ditempuh sehingga guru bisa menentukan fokus pengetahuan yang harus dikuasai
oleh siswa. Selain itu, pembelajaran langsung membuat waktu belajar siswa lebih
efektif dan efisien karena guru telah merencanakan kedalaman materi yang
disesuaikan dengan jam belajar siswa jadi guru dapat menyampaikan materi yang
lebih banyak pada waktu yang lebih singkat. Serta, kemungkinan terjadinya miskonsepi
pada siswa lebih kecil. Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran langsung
yaitu keberhasilan pembelajaran bergantung pada kemampuan siswa dalam menyerap
materi sedangkan setiap siswa memiliki pengetahuan dan kemampuan awal yang
berbeda-beda.
Kaitanya dengan model pembelajatan langsung (direct learning) walaupun bersifat TCL
namun dalam sintaksnya tetap bisa diintegrasikan dengan kegiatan-kegiatan yang
mendukung penguasaan keterampilan abad 21 dan pendekatan yang biasa digunakan
dalam model-model SCL. Dibawah ini akan diberikan contoh dari rencana
pembelajaran yang implementasikan model pembelajaran
langsung (direct learning) dengan
mengintegrasikan minimal satu media dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut.
Daftar Pustaka
Al-Tabany, Trianto I. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Kencana
Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar
Siswa. Yogyakarta: Deepublisher
Putranta, Himawan, dkk. (2017). Model Pembelajaran Sistem Perilaku. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Tim
Dosen. (2015). Ragam Model Pembelajaran
di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Sumedang Press
Al-Tabany, Trianto I. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Kencana
Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar
Siswa. Yogyakarta: Deepublisher
Putranta, Himawan, dkk. (2017). Model Pembelajaran Sistem Perilaku. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Tim
Dosen. (2015). Ragam Model Pembelajaran
di Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Sumedang Press
___________
____________________
Terimakasih dan semoga bermanfaat . . .
No comments