Optimalisasi Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam Implementasinya sebagai Salah Satu Program Sekolah


Program Literasi sepertu Gerakan Literasi Sekolah dapat membantu siswa dalam memperluas dan kemampuan literasi mereka. Sayangnya, Pratik literasi di sekolah masih kurang efektif sehingga program tersebut tidak dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam perkembangan literasi anak. Program literasi yang hanya menyediakan sarana tanpa membimbing anak perlu diperbaiki. Misalnya, dengan kegiatan membaca bersama guru dan membiarkan siswa mengamati proses membaca yang dilakukan oleh guru. Jadi, penyediaan waktu untuk kegiatan literasi anak ketika di sekolah tidak dilakukan secara mandiri oleh anak namun dengan dibimbing oleh guru. Kemampuan pemahaman anak dalam membaca dan memahami bacaan tidak bisa berkembang secara natural namun perlu dikondisikan dan diberdayakan. Dalam sekali waktu semua siswa tidak harus membaca cerita yang berbeda namun tidak memahami maksud/makna cerita. Akan lebih baik jika siswa membaca satu judul cerita dalam satu kelas hingga dan guru membimbing serta melatih siswa untuk berpikir kritis untuk memahami cerita. Cara tersebut akan lebih efektif, karena membimbing siswa secara klasikal dan mendalam akan jauh lebih efektif daripada pembimbing siswa satu-persatu namun dangkal. Intinya, sekolah haruslah berorientasi pada kualitas literasi siswa dibandingkan dengan kuantitas jumlah buku yang dibaca siswa.

Selanjutnya, dengan menjadikan literasi sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Bagaimanapun waktu untuk belajar literasi anak di sekolah sangatlah terbatas. Oleh karena itu, sekolah perlu membuat program yang fokus pada literasi. Sama halnya dengan ekstrakurikuler yang biasanya tersedia di sekolah. Ekstrakurikuler literasi mengajak siswa melakukan kegiatan-kegiatan berbasis literasi diluar jam sekolah misalnya, membuat berita-berita sederhana, berlatih menyampaikan berita, dll. Ekstrakurikuler literasi akan sangat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan literasinya. Dimana, dalam ekstra ini, dibuat tingkatan sesuai dengan tingkatan literasi (performance, functional, informational, dan epistemic)

Melibatkan orang tua dalam kegiatan literasi. Hal ini terkait dalam usaha membangun ekologi literasi bagi siswa. Lingkungan yang kaya literasi dan penyediaan lingkungan yang suka membaca tentunya membutuhkan partisipasi aktif dari orang tua atau lingkungan rumah siswa. Sebenarnya, Mendikbud telah mengeluarkan buku pendampingan untuk gerakan literasi berbasis keluarga, namun untuk sosialisasinya masih sangat kurang. Untuk itu, perlu diadakan sebuah workshop, seminar, atau parenting untuk memberikan orientasi kepada orang tua, tentang pentingnya keterlibatan orang tua dalam literasi anak.

Memberikan reward terhadap siswa maupun orang tua atas peran aktifnya. Reward tersebut bisa diperoleh misalnya siswa mampu lulus untuk satu tingkat literasi, atau untuk orang tua yang mendampingi siswa dengan teratur. Reward dapat berupa poin atau angka yang dapat ditukar dengan hadiah tertentu sesuai jumlah poin, bisa juga berbentuk barang seperti piagam atau sertifikat. Selain itu, secara berkala dalam waktu tertentu perlu diadakan pameranmaupun pentas sebagai sarana siswa untuk tampil sebagai wujud aktualisasi diri atas karya yang telah dihasilkan melalui kegiatan yang berbasis literasi tersebut.  


-----------

----------------------------


Terimakasih sudah membaca, semoga membantu ya :)

Jangan lupa follow dan subscribe akun media sosial kami. . .

No comments

Powered by Blogger.