Empowerment (Pembedayaan) Anak dalam Sastra Anak dan Cara Mencapainya
Empowerment (Pembedayaan) Anak dalam Sastra Anak dan Cara Mencapainya
Sastra anak merupakan sebuah cerita yang diperuntukkan untuk anak-anak. Perlu
diperhatikan jika ketika menulis sastra anak harus dari sudut pandang anak-anak. Sastra anak
memiliki isi yang disesuaikan dengan anak selaku pembacanya yaitu bicara tentang kehidupan
anak dengan segala aspek yang berkaitan dengan mereka. Bagi orang dewasa, membuat atau
mencipta sastra anak adalah tentang pengalihan pola pikir orang tersebut ke dalam pola pikir
anak-anak sehingga dapat menciptakan sastra yang memiliki jiwa anak-anak. Bukan
sebaliknya, sastra anak seringkali dipergunakan untuk membentuk anak menjadi seperti
keinginan orang dewasa. Karena bagaimanapun bacaan anak akan berpengaruh pada
perkembangan sikap, mental, emosianal, maupun perlaku anak. Pendek kata, jika ingin anak
berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya maka perlu disediakan bacaan yang sesuai
pula.
Pemberdayaan yang dimaksudkan dalam sastra anak yaitu sastra anak dibuat dengan
bertolak dari tujuan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak. Bukan semata-mata bertolak dari
keinginan orang dewasa untuk menguasai atau mendikte anak untuk menjadi seperti apa yang
mereka (orang dewasa) mau. Bagaimana pemberdayaan itu bisa dilakukan tanpa ada unsur
keinginan pribadi dari penulis yaitu dengan kembali pada pemenuhan kebutuhan anak.
Pemberdayaan anak dapat dicapai dengan menulis sastra anak dengan isi kandungan
yang disesuaikan dengan dunia anak dan dengan perkembangan emosi serta intelektual anak
sehingga dengan membaca buku tersebut membuat anak merasa puas. Kisah yang disajikan
dalam cerita sastra anak haruslah dapat memainkan imajinasi anak sehingga setelah membaca
cerita anak bisa berbuat sesuatu. Misalnya, cerita yang biasanya secara rasional dianggap tidak
masuk akal, seperti binatang yang berbicara, tumbuhan yang dapat bergerak, atau benda-benda
yang dapat berperiku layaknya manusia. Cerita-cerita tersebut akan merangsang imajinasi dan
memainkan emosi sehingga anak dapat menerima cerita tersebut sebagai kisah yang wajar bagi
mereka.
Setelah anak mampu menerima cerita imajinatif, sastra anak kemudian dapat
memberdayakan anak dengan menggunakan sastra anak sebagai media untuk memberikan
berbagai pengetahuan terkait dunia anak, merangsang anak untuk mengembangkan kreativitas
dan keterampilan, juga memberi pendidikan moral kepada anak. Biasanya dalam sastra anak,
selalu ada pesan moral yang dapat ditarik setelah membaca suatu cerita sehingga dapat
memberikan pelajaran hidup kepada anak tentang baik buruk sesuatu.
Sastra anak dapat memberdayakan anak dengan cerita yang membawa anak untuk
memahami realita hidup, bukan hanya hidupnya sendiri namun juga kehidupan orang lain
sehingga dirinya dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang dunia. Mengenalkan
anak dengan rasa kehilangan, sakit, dan kecewa, agar anak memahami jika hidup tidak hanya
tentang kesenangan dan kebahagiaan saja, sehingga dapat menjadikannya pribadi yang
memiliki sikap empati dan simpati kepada lingkungan sekitar.
Sastra anak yang memberdayakan merupakan sastra yang ditujukkan untuk anak-anak.
Dengan membaca sastra anak tersebut, maka dapat menambah pengetahuan anak itu sendiri
sehingga dapat membawanya pada pemahaman terhadap dunia dan dapat menjadikan
pengetahuan yang diperolehnya melalui kegiatan membaca sebagai bekal untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan nyatanya.
_ _ _ _ _
-------------------------
Terimakasih sudah membaca, semoga membantu ya :)
Jangan lupa follow dan subscribe akun media sosial kami. . .
No comments