Makalah Hakikat Kelas Rangkap



KATA PENGANTAR
 Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berkenan ikut mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap yang berjudul tentang Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap. Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang saya peroleh dari beberapa referensi. Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan semua pihak baik bantuan sepatah atau dua patah kata. Kami mengucapkan banyak terimakasih karena tanpa bantuannya kami tidak berarti apa–apa. Kedua kalinya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen Pengampu Pembelajaran Kelas Rangkap, karena telah membimbing dan memberikan arahan dan masukan kepada kami.

     Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari unsur materi, isi maupun cara penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat membawa manfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi anda selaku pembaca. Amin …



Pacitan, Oktober 2017


               Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I          PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
B.                Rumusan Masalah
C.                Tujuan Makalah
BAB II         PEMBAHASAN
A.    Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap
B.     Diperlukannya Pembelajaran Kelas Rangkap
C.     Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap
D.    Prinsip-prinsip yang mendasari PKR
E.     Peran Guru dalam PKR
BAB III       PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas terdiri dari ribuan pulau, tidak dapat dihindari jika ada permasalahan penyebaran dan permasalahan perbedaan. Begitu juga dalam sistem pendidikan kita. Misalnya saja dalam penyebaran guru SD di seluruh wilayah Indonesia, sistem pendidikan kita belum mampu menyebarkan guru SD secara merata. Hal ini dapat mengakibatkan  masih terjadi kekurangan guru SD secara lokal dimana-mana, termasuk di daerah Papua yang  masih mengalami masalah kekurangan guru SD sekitar 4000 orang.
Dalam masalah perbedaan kualitas hasil belajar, pada umumnya murid SD di kota-kota besar jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka yang berada di daerah terpencil. Akibatnya kekurangan guru mungkin saja akan menambah adanya perbedaan ini.
Namun demikian, mengajar dengan merangkap kelas bukan berarti merupakan penyebab terjadinya kurang baiknya kualitas hasil belajar mungkin hal ini dikarenakan kita belum menemukan teknik yang tepat untuk melakukan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). PKR bukan hanya sekadar kenyataan yang harus dihadapi oleh guru, tetapi PKR juga mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh guru yang tidak mengajar dikelas rangkap.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yakni :
1.      Apa yang dimaksud dengan hakikat pembelajaran kelas rangkap (PKR)?
2.      Mengapa pembelajaran kelas rangkap diperlukan (PKR) ?
3.      Apa tujuan, fungsi, dan manfaat PKR ?
4.      Prinsip apakah yang mendasari PKR ?
5.      Apa peran guru dalam PKR ?
C.       Tujuan Makalah
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui hakikat kelas rangkap (PKR).
2.      Untuk mengetahui perlunya pembelajaran kelas rangkap (PKR).
3.      Untuk mengetahui tujuan, fungsi, dan manfaat PKR.
4.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari PKR.
5.      Untuk mengetahui peran guru dalam PKR.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Konsep pembelajaran kelas rangkap (PKR) sebenarnya tidak hanya dikenal di Indonesia. Di Negara-negara maju sekalipun PKR dikenal. Di Northem Territory of Australia, 40% dari sekolah yang ada di kawasan tersebut menerapkan PKR. Bahkan di Amerika Serikat pun ada PKR, khususnya untuk jenjang sekolah dasar (Aria Djalil, dkk, 2009).
Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran kelas rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda.
Namun murid dari dua kelas bekerja secara sendiri-sendiri di ruangan yang sama, masing-masing duduk di sisi ruang kelas yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru. Pembelajaran Kelas Rangkap adalah suatu bentuk pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruangan kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda (IG.AK.Wardhani, 1998).
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah ssatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung makna, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda.
B.     Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) Diperlukan
Ada beberapa alasan penting yang menyebabkan perlunya pembelajaran kelas rangkap dilaksanakan, yaitu:
  1. Alasan Geografis Lokasi pembelajaran yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi, pemukiman penduduk yang jaraknya berjauhan, serta adanya ragam mata pencaharian penduduk misalnya berladang, mencari ikan bahkan menebang kayu atau mencari sesuatu dihutan, maka hal ini dapat mendorong penggunaan PKR.
2.      Alasan Demografis
Mengajar murid dengan jumlah yang kecil, atau murid yang tinggal di pemukiman yang jarang penduduknya, maka PKR merupakan pendekatan yang tepat dan praktis.
3.      Kekurangan Guru
Meskipun jumlah guru secara keseluruhan bisa dikatakan cukup, namun pada kenyataannya masih ada keluhan kekurangan guru, terutama di daerah-daerah terpencil. Apalagi bila secara geografis daerah tersebut sulit dijangkau, maka akan membuat guru takut ditugaskan didaerah itu. Rendahnya minat guru untuk mengadu nasib didaerah terpencil, juga di sebabkan beberapa faktor. Misalnya mahalnya harga keperluan sehari-hari, sulitnya alat transportasi, gaji yang lambat, bahkan terbatas peluang untuk mendapatkan pengembangan karirnya. Oleh karena itu untuk menjadi guru di daerah seperti itu perlu adanya keikhlasan dan penuh sukacita, dan kesiapan mental dari guru tersebut.
4.      Keterbatasan Ruang Kelas
Di daerah yang muridnya sangat sedikit, tidak memerlukan ruang kelas lebih banyak. Tetapi, di daerah lain meskipun sudah mempunyai ruang kelas sesuai dengan jumlah tingkatan kelas, masih belum cukup karena jumlah rombongan belajar lebih besar. Maka dari itu diperlukan PKR.
5.      Kehadiran Guru
Ketidakhadiran guru, bukan saja di alami oleh sekolah di daerah terpencil, di kota besar pun juga mengalaminya. Seperti di Jakarta, musibah banjir dapat menghambat kehadiran guru untuk melaksanakan tugasnya. Guru yang tidak kena musibah harus mengajar kelas yang tidak ada gurunya. Belum lagi alasan lain misalnya sakit, cuti, atau ada kegiatan berkaitan meningkatkan professional dan kualifikasi guru.
Katz (1992), menegaskan bahwa kelas rangkap dilaksanakan tidak hanya karena alasan-alasan letak geografis, kekurangan murid, atau kekurangan tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan melalui fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa.

C.    Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
Tujuan, fungsi, dan manfaat PKR dapat dikaji dari beberapa aspek berikut,
1.      Quantity dan Equity
Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, PKR memungkinkan untuk memenuhi asas Quantity (jumlah) dan Equity (pemerataan).  Dengan jumlah guru yang dimiliki dapat memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran yang lebih luas dan mencakup jumlah murid yang lebih besar jumlahnya, disamping itu juga mampu memberikan layanan yang lebih merata.
2.      Ekonomis
PKR memungkinkan pemerintah dan masyarakat dapat mengurangi biaya pendidikan.  Betapa tidak, dengan seorang guru atau beberapa guru saja proses pembelajaran dapat berlangsung.  Demikian juga dengan satu ruang atau beberapa ruang kelas, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung.  Jadi secara ekonomis biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat akan lebih kecil.  Oleh karena itu, dengan jumlah dana pendidikan yang sama, perluasan pelayanan pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah yang sulit, dan terpencil sekalipun.
3.      Pedagogis
Strategi ini mampu meningkatkan kemandirian murid, karena seorang guru dalam PKR akan berusaha agar murid aktif dan mandiri.
4.      Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD di lokasi yang mudah dijangkau oleh anak.  Dengan demikian kekhawatiran orang tua terhadap keselamatan anaknya berkurang.  Mengunjungi SD yang jauh dapat menyebakan anak terlambat masuk sekolah, meningkatnya pengulangan kelas atau putus sekolah.  Bahkan mungkin saja terjadi kecelakaan pada saat murid pergi atau pulang sekolah.
D.    Prinsip-prinsip yang Mendasari PKR
Pembelajaran kelas rangkap (PKR) merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang perlu dikuasai oleh guru SD.  Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran secara umum. Pembelajaran mengandung makna bahwa kegiatan belajar dapat terjadi dengan atau tanpa guru.  Artinya, murid dapat belajar dalam berbagai situasi tanpa tergantung pada guru.  Misalnya, murid dapat belajar dari buku, berdiskusi dengan teman atau mengamati sesuatu.  Tetapi perlu diingat bahwa dalam pembelajaran peran guru sangat penting, misalnya pada awal, saat kegiatan, atau akhir kegiatan.
Disamping prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, PKR mempunyai prinsip khusus sebagai berikut :
1.      Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
Dalam PKR guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang bersamaan.  Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan belajar mengajar terjadi secara bersamaan atau serempak.  Kegiatan yang terjadi secara serempak itu harus bermakna, artinya kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum atau kebutuhan murid dan dikelola dengan benar.  Dengan demikian, jika ada kegiatan yang dikerjakan murid hanya untuk mengisi kekosongan saja, maka bukan PKR yang diharapkan.
2.      Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA)
Selama PKR berlangsung, murid aktif menghayati pengalaman belajar yang bermakna.  PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak terampil mengelola kelas.  Misalnya, waktu tunggu yang lama, pembentukan kelompok yang lamban, atau pindah kelas yang memakan waktu.
Makin banyak waktu yang terbuang maka makin rendah kadar WKA.  Namun perlu diingat, bahwa WKA tinggi tidak selalu berkadar tinggi.  Kualitas pengalaman belajar yang dihayati murid sangat menentukan WKA.  Kualitas dan lamanya kegiatan berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar WKA.
3.      Kontak Psikologis Guru dan Murid yag Berkelanjutan
Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dangan berbagai cara agar semua murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus menerus.  Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat bersamaan dan kemudian mampu meyakinkan murid bahwaguru selalu berada bersama mereka, bukan pekerjaan yang mudah.  Guru harus mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat.
Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas, atau mengajukan pertanyaan.  Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang optimal.  Misalnya, menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk, member petunjuk yang jelas atau menegur murid.
4.      Pemanfaatan Sumber Secara Efisien
Sumber dapat berupa peralatan atau sarana, orang dan waktu.  Agar terjadi WKA yang tinggi, semua jenis sumber harus dimanfaatkan secara efisien.  Lingkungan, barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat dimanfaatkan oleh guru PKR.  Demikian dengan orang dan waktu.  Murid yang pandai dapat dimanfaatkan sebagai turor.  Waktu harus dikelola dengan cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi.
5.      Kebiasaan untuk Mandiri
Apabila guru mampu menerapkan keempat prinsip tersebut, maka murid akan terbiasa mandiri.  Kemampuan murid untuk belajar mandiri akan memungkinkan guru PKR mengelola pembelajaran secara lebih baik sehingga kadar WKA menjadi semakin tinggi.

E.     Peranan Guru dalam PKR
Beberapa peranan guru dalam pembelajaran kelas rangkap antara lain:
·         Sebagai perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru menyimpang dari kurikulum yang berlaku bahkan untuk membuat yang baru. Tetapi di daerah terpencil yang serba sulit dan serba kurang, tidak semua butir yang tercantum dalam kurikulum mungkin dilaksanakn dengan memadai.Seringkali mengajarkannya dengan secara berurutan pun mengalami keulitan.Oleh karena itu guru PKR harus memilih butir atau bagian kurikulum yang memerlukan penekanan. Atas dasar butir-butir itu guru memutuskan konsep dan fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali tujuan instruksional uang ingin dicapainya berdasarkan kelas.
·         Sebagi sumber informasi yang kreatif, guru PKR harus kreatif, ia bukan saja menjadi sumber informasi tetapi juga sebagai manusia sumber, berperan untuk memecahkan masalah keadaan yang serba kurang. Ia harus memberi arahan keoada muridnya agar mereka tidak membuang-buang waktu dan tenaga, agar setiap murid terlibat dalam segala macam kegiatan.
·         Sebagai administrator. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, guru PKR harus merencanakan dan mengatur kelasnya dan jadwal pelajaran dengan saksama. Hasil maksimal juga dapat dicapai jika guru PKR dapat melibatkan muridnya secara aktif, bukan saja untuk belajar tetapi juga dapat membantu guru mengajar teman-temannya yang tertinggal.Guru PKR juga harus mampu memanfaatkan segenap sumber daya yang ada dilingkungan sekolah.
·         Sebagai seorang porofesional. Guru PKR senantiasa berusaha untuk meningkatkan kompetensinya dan meningkatkan gaya mengajarnya. Walaupun kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan lanjutan bagi sebagian guru yang ada didaerah terpencil sulit diwujudkan, tepat niat professional harus tetap dipelihara dan yang penting semangat itu selalu ada. Salah satu ciri seorang guru professional adalah juga tidak cepat putus asa. Manusia dapat mencapai apa saja bila tidak cepat putus asa.
·         Sebagai agen pembawa perubahan.  Guru sebagai pengayon dan juga sebagai sosok yang mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat tempat dimana ia bertugas. Guru harus berusaha keras untuk mendatangkan perubahan yang positif terhadap sikap dan perilaku anggota masyarakat melaui proses pembelajaran di sekolah dan melalui interaksi dengan anggota masyarakat melalui proses pembelajaran di sekolah dan melalui interaksi dengan anggota masyarakat setempat. Pendek kata, guru harus mencari, mendatangkan, dan mengajarkan perubahan yang berguna bagian anak didik, orang tua dan masyarakat.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu.
Perangkapan kelas masih banyak dijumpai di Indonesia, khususnya akibat kekurangan guru.  Namun demikian, perangkapan kelas bukan saja dialami oleh Negara yang sedang berkembang saja.  Di Negara majupun, seperti di Amerika Serikat, Australia, Inggris dan sebagainya.  Jadi pembelajaran kelas rangkap (PKR) dianggap suatu hal yang wajar saja.  Ada sejumlah alasan-alasan selain kekurangan guru, mengapa PKR terjadi antara lain karena faktor geografis, demografis, dan terbatasnya ruang kelas.
Disamping itu, ada sejumlah alasan lain, yaitu alasan yang lebih memusatkan pada keuntungan dari pada kerugiannya.  Antara lain, jika dilihat dari aspek pedagogis, PKR lebih mendorong kemandirian murid.  Dari aspek ekonomis, PKR lebih efisien.  Dengan PKR pemerintah dapat mendirikan sekolah-sekolah kecil dimana-mana, sehingga setiap anak Indonesia berkesempatan untuk lulus dari SD.
Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran secara umun. Namun secara khusus PKR mempunyai prinsip-prinsip yang harus dikuasai oleh guru PKR.  Prinsip itu adalah : 1) keserempakan kegiatan belajar-mengajar, 2) kadar tinggi waktu keaktifan akademik (WKA), 3) Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan, 4) pemanfaatan sumber secara efisien, dan 5) kebiasaan untuk mandiri.
Sementara itu peran guru dalam pembelajaran kelas rangkap yaitu sebagai perancangan kurikulum,sebagai sumber informasi yang kreatif, sebagai administrator, dapat melibatkan siswa secara aktif, sebagai seorang profesional, sebagai agen pembawa perubahan.
B.     Saran
Setelah kita membahas pembelajaran kelas rangkap guru diharapkan memahami konsep dan dapat melaksanakan pembelajaran kelas rangkap sesuai dengan kondisi tertentu yang menuntut guru melaksanakan pembelajaran kelas rangkap. Dengan diadakannya pembelajaran kelas rangkap proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif dengan kekurangan yang ada.

Daftar Pustaka

Djalil, dkk. 2009. Pembelajaran Kelas Rangkap. Departemen Pendidikan dan          Kebudayaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Djalil, A., 2004. Pembelajaran Kelas Rangkap. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Rahman, Arif. 2014. Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap. Diunduh pada tanggal 7


_ _ _ _ _ _ _
 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _



Silahkan download Makalah Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap   di sini
Silahkan download Presentasi Makalah Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap di sini






No comments

Powered by Blogger.