Makalah Pendekatan Whole Language dalam Bahasa Indonesia

Bab I
Peendahuluan

A.      Latar Belakang
Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Pendekatan pembelajaran adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan, berhubungan dengan sifat bahasa dan pembelajaran bahasa Dengan kata lain, pendekatan pengajaran bahasa bersifat aksiomatis tentang bahasa yaang digunakansebagai landasan berpikir dalam menentukan metode, teknik, atau prosedur mengajarkan bahasa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.Metode pembelajaran bahasa adalah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan, bahan ajar secara sistematis,dimaksudkan agar bahan ajar tersebut mudah diserap dan dikuasai oleh siswa .Sedangkan teknik pembelajaran bahasa adalah cara atau siasatguru dalam menyampaikan bahan ajar didepan kelas.Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran ialah sebagai pedoman umum untuk langkah-langkah metode dan teknik pengajaranyang akan digunakan. Bahkan tidak jarangnama metode dan teknik yang digunakan diambil dari nama pendekatannya. Bila prinsip pendekatan lahir dari teori-teori bidang-bidang yang relevan, maka pendekatan lahir dariasumsi terhadap bidang-bidang yang relevan.Asumsi yang berbeda akan menimbulkan pendekatan yang berbeda.

B.      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan whole language?
2.      Apa saja komponen-komponen dalam pendekatan whole language?
3.      Apa saja ciri – ciri dalam pendekatan whole language?
4.      Bagaimana penilaian dalam kelas whole language?

C.      Tujuan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan whole language.
2.      Mengetahui apa saja komponen-komponen dalam pendekatan whole language.
3.      Mengetahui apa saja ciri-ciri pendekatan whole language.
4.      Mengetahui bagaimana penilaian dalam kelas whole language.



Bab II
Pembahasan

A.    Pengertian Pendekatan Whole Language
     Pendekatan whole language adalah suatu pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh atau tidak terpisah–pisah dan dengan menggunakan keterampilan bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pendekatan ini dengan proses  pemberian informasi kepada siswa dan pendekatan ini sesuai untuk kelas-kelas rendah. Pembelajaran yang diberikan secara berkesinambungan, keterampilan berbahasa dan  komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata disajikan secara utuh bermakna dan  dalam situasi nyata atau otentik.

B.     Komponen – komponen pendekatan whole language
1.      Reading Aloud
Reading aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru untuk siswanya. Manfaat yang didapat dari reading aloud antara lain meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya kosakata, membantu meningkatkan membaca pemahaman, dan menumbuhkan minat baca pada siswa.
2.      Jurnal Writing
Melalui menulis jurnal, siswa dilatih untuk lancar mencurahkan gagasan dan menceritakan kejadian di sekitarnya, menggunakan bahasa dalam bentuk tulisan. Banyak manfaat yang diperoleh dari menulis jurnal antara lain.
a.       Meningkatkan kemampuan menulis.
b.      Meningkatkan kemampuan membaca.
c.       Menumbuhkan keberanian menghadap risiko.
d.      Memberi kesempatan untuk membuat refleksi.
e.        Memvalidasi pengalaman dan perasaan pribadi.
f.       Memberikan tempat yang aman dan rahasia untuk menulis.
g.      Meningkatkan kemampuan berpikir.
h.      Meningkatkan kesadaran akan peraturan menulis.
i.        Menjadi alat evaluasi.
j.        Menjadi dokumen tertulis.
3.      Sustained Silent Reading
Sustained Silent Reading adalah kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan siswa. Siswa dibiarkan untuk memilih bacaan yang sesuai dengan kemampuannya sehingga mereka dapat menyelesaikan bacaan tersebut. Oleh karena itu, guru sedapat mungkin menyediakan bahan bacaan yang menarik dari berbagai buku atau sumber sehingga memungkinkan siswa memilih materi bacaan. Pesan yang ingin disampaikan kepada siswa melalui kegiatan ini adalah.
a.       Membaca adalah kegiatan penting yang menyenangkan.
b.      Membaca dapat dilakukan oleh siapapun.
c.       Membaca berarti kita berkomunikasi dengan pengarang buku tersebut.
d.      Siswa dapat membaca dan berkonsentrasi pada bacaannya dalam waktu yang cukup lama.
e.       Guru percaya bahwa siswa memahami apa yang mereka baca.
f.       Siswa dapat berbagi pengetahuan yang menarik dari materi yang dibacanya setelah kegiatan Sustained Silent Reading berakhir.
4.      Shared Reading
Shared Reading adalah kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa, dimana setiap orang mempunyai buku yang sedang dibacanya. Ada beberapa cara melakukan kegiatan ini.
a.       Guru membaca dan siswa mengikutinya (untuk kelas rendah).
b.      Guru membaca dan siswa menyimak sambil melihat bacaan yang tertera pada buku.
c.       Siswa membaca bergiliran.
              Maksud kegiatan ini adalah:
a.       Sambil melihat tulisan, siswa berkesempatan untuk memperhatikan guru membaca sebagai model
b.      Memberikan kesempatan untuk memperlihatkan keterampilan membacanya
c.       Siswa yang masih kurang terampil dalam membaca mendapat contoh membaca yang benar
e.       Guided Reading
Guided reading disebut juga membaca terbimbing, guru menjadi pengamat dan fasilitator. Dalam membaca terbimbing    penekanannya bukan dalam cara membaca itu sendiri, tetapi lebih pada membaca pemahaman. Dalam guided reading semua siswa membaca dan mendiskusikan buku yang sama.
f.       Guided Writing
Guided Writing atau menulis terbimbing, peran guru adalah sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas, sistematis, dan menarik.
g.      Independent Reading
Independent Reading atau membaca bebas adalah kegiatan membaca, dimana siswa berkesempatan untuk menentukan sendiri materi yang ingin dibacanya. Membaca bebas merupakan bagian integral dari whole language. Dalam independent reading, siswa bertanggung jawab terhadap bacaan yang dipilihnya sehingga peran guru pun berubah dari seorang pemrakarsa, model, dan pemberi tuntunan menjadi seorang pengamat, fasilitator, dam pemberi respons.
h.      Independent Writing
Independent Writing atau menulis bebas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis, kebiasaan menulis, dan kemampuan berpikir kritis. Jenis menulis yang termasuk independent writing antara lain menulis jurnal dan menulis respons.

C.    Ciri – Ciri  Pendekatan Whole Language
Ada tujuh ciri yang menandakan kelas whole language.
1.      Kelas yang menerapkan whole language penuh dengan barang cetakan.
2.      Siswa belajar melalui model atau contoh.
3.      Siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
4.      Siswa berbagi tanggung jawab dalam pembelajaran.
5.      Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
6.      Siswa berani mengambil risiko dan bebas bereksperimen.
7.      Siswa mendapat balikan (feedback) positif baik dari guru maupun temannya.

D.    Penilaian dalam Kelas Whole Language
     Di dalam kelas whole language, guru senantiasa memperhatikan kegiatan yang dilakukan siswa. Secara informal selama pembbelajaran berlangsung guru memperhatikan siswa menulis, mendengarkan, berdiskusi baik dalam kelompok ataupun diskusi kelas. Penilaian juga berlangsung ketika siswa dan guru mengadakan konferensi, alat penilaiannya seperti observasi dan catatan anecdote. Selain penilaian informal, penilaian dilakukan dengan portofolio. Portofolio adalah kumpulan hasil kerja siswa selama kegiatan pembelajaran. Dengan portofolio perkembangan siswa dapat terlihat secara otentik.

Bab III
Penutup

A.    Kesimpulan
     Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Whole Language adalah satu pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh atau tidak terpisah – pisah. Komponen-komponen Pendekatan Whole Language.
1.      Reading Aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru dan siswa.
2.      Sustained Silent Reading (SSR) adalah kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan oleh siswa.
3.      Journal writing adalah ketrampilan menulis dengan mengimplementasikan pembelajaran menulis jurnal atau menulis informal.
4.      Shared reading adalah kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa.
5.      Guided reading adalah membaca terbimbing penekanannya bukan dalam cara membaca itu sendiri tetapi lebih pada membaca pemahaman.
6.      Guided writing seperti dalam membaca terbimbing, dalam menulis terbimbing.
7.      Independent reading adalah kegiatan membaca yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan sendiri materi yang ingin dibacanya.
8.      Independent writing atau menulis bebas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis, kebiasaan menulis, dan kemampuan berpikir kritis.
     Pendekatan Whole Language menerapkannya kepada siswa dengan ketrampilan bahasa seperti dengan permainan bahasa. Didalam kelas whole language, guru senantiasa memperhatikan kegiatan yang dilakukan siswa. Ketika siswa bercakap – cakap dengan temannya atau dengan guru, penilaian juga dilakukan , bahkan juga memberikan penilaian saat siswa bermain selama waktu istirahat.

B.     Saran
1.      Guru terpacu untuk lebih kreatif dalam mengemas materi bahasa menjadi lebih menyenangkan.
2.      Hendaknya siswa turun aktif pada saat pembelajaran berlangsung.
3.      Metode pendekatan whole language mata pelajaran bahasa, seharusnya diterapkan secara terus menerus, supaya materi yang disampaikan tidak terputus di tengah jalan.



Daftar Pustaka

Alwasilah, A. Chaedar dan Furqanul Aziz.1994. Pengajaran bahasa komunikatif, teoridan praktek.Bandung: Remaja RosdaKarya.

Goodman. 1991. Organizing for whole language. Purtsmouth NH Heinemann.

Hidayat, kosadi dan Rahmina 1990 Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia . Bandung: Binacipta.

Kurnia, Tiara. 2013. Penerapan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Penggunaan Permainan Bahasa. Antologi PGSD Bumi Siliwangi.

Sriyono, 2005. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta


No comments

Powered by Blogger.