Makalah Keterampilan yang Harus Dimiliki Guru dalam Kelas Rangkap



Kata Pengantar


Segala puji bagi Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana yang telha memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya lah kita berlindung. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahan kepada Nabi Muhammad SAW yang membimbing umatnya dengan suri tauladan yang baik.
Dan segala syukur kehadiran Allah SWT yang telah memerikan anugerah, kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesakan makalah ini. Makalah ini merupakan pengetahuan tentang kompetensi guru yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran kelas rangkap, semua materi telah terangkum dalam makalah ini, agar pemahaman terhadap materi lebih mudah serta lebih singkat.
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas dalam makalah tersebut. Selanjutnya membaca akan masuk dalam inti pembahasan dan diakhiri dengan kesimpulan dari makalah ini. Diharapkan  pembaca dapat memahami kompetensi guru yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran kelas rangkap berdasarkan materi yang kami sajikan.
Kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.


                                                                       
                                                                               
                                                                                                                                    Penyusun



Daftar Isi


Kata Pengantar. 2

Daftar Isi 3

BAB I PENDAHULUAN.. 4
A.      Latar  Belakang. 4
B.       Rumusan Masalah. 5
C.       Tujuan. 6
D.      Manfaat 6

BAB II PEMBAHASAN.. 7
A.      Pengertian Kompetensi Guru. 7
B.       Macam-macam Kompetensi Guru. 9
C.       Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar 11
D.      Keterampilan Pembelajaran dalam PKR.. 11
E.       Pembinaan Profesional Guru PKR.. 23

BAB III PENUTUP.. 26
A.      Kesimpulan. 26
B.       Saran. 26

DAFTAR PUSTAKA.. 27

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang
Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Selain itu seorang guru juga memiliki kompetensi yang akan menunjukan kualitas profesionalisme seorang guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 telah ditetapkan standar kompetensi pedagogik guru. Standar kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki guru dalammenyelenggarakan  pembelajaran. Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru. Dengan adanya kualifikasi dan kompetensi tersebut diharapkan seorang guru menjadi tenaga pendidik dan pengajar yang  professional
Selain kompeten seorang guru juga dituntut untuk terampil. Keterampilan mengajar bagi seorang guru merupakan hal yang sangat penting. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab seorang guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka berpikir seperti ini menghendaki seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif.
Sudah sepatutnya seorang guru memberikan pembelajaran yang layak untuk siswanya.Pembelajaran yang layak adalah pembelajaran yang dilakukan dengan memenuhi standar minimal pembelajaran yang harus terjadi di dalam kelas, ada kelas, ada guru, ada bahan ajar, Pembelajaran dapat berjalan dengan baik ketika memiliki kelengkapan komponen pembelajaran, bagaimana pembelajaran bisa berjalan baik dan efektif, jika gurunya saja tidak lengkap, apalagi para murid tidak mempunyai buku-buku yang diperlukan.
Jika murid-murid pada setiap kelas hanya sedikit, bagaimana guru dapat mengoptimalkan pembelajaran, tanpa mengurangi nilai keberadaan tenaga guru. Salah satu pendekatan/model yang dapat di kembangkan untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah melalui Pembelajaran Kelas Rangkap. Permasalahan lainnya dalam pola pembelajaran dengan tingkatan kelas sekarang terutama untuk sekolah-sekolah yang terbatas dari komponen guru, siswa, pembiayaan, sarana dan prasarana adalah terpasilitasinya setiap kemampuan dan minat anak untuk mata pelajaran tertentu. 
Seorang guru yang mengajar di kelas rangkap tentunya harus memiliki keterampilan pembelajaran dalam PKR, meliputi keterampilan dalam mengawali dan mengakhiri dalam proses pembelajaran PKR, cara mendorong belajar asik dan membicarakan belajar mandiri, cara mengelolo kelas PKR dengan baik, kemitraan antar guru dan antara guru dan masyarakat serta pembinaan professional guru PKR oleh kepala sekolah. Hal itu tentu harus dimiliki oleh guru yang mengajar di kelas PKR, maka dari itu, sebagai calon seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan tersebut. Pada makalah ini akan dibahas lebih mendalam lagi.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.
1.       Apa pengertian dari kompetensi guru?
2.       Apa maam-macam dari kompetensi guru?
3.       Apa peran kompetensi guru dalam proses belajar mengajar?
4.       Bagaimana keterampilan pembelajaran dalam PKR?
5.       Bagaimana pembinaan profesional guru PKR?


C.     Tujuan
Setelah ditemukan rumusan masalah maka adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Agar mahasisa mengetahui pengertian dari kompetensi guru.
2.      Agar mahasisa mengetahui macam-macam dari kompetensi guru.
3.      Agar mahasisa mengetahui peran kompetensi guru dalam proses belajar mengajar.
4.      Agar mahasisa mengetahui keterampilan pembelajaran dalam PKR.
5.      Agar mahasisa mengetahui pembinaan profesional guru PKR.

D.    Manfaat
Menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya dalam materi kompetensi yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran kelas rangkap.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi diakui sebagai faktor yang memegang peran penting dalam keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Sebagai contoh guru sebagai salah satu profesi, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.
Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan definisi kompetensi, komponen-komponen atau karakteristik yang membentuk sebuah kompetensi menurut Spencer & Spencer adalah :
1.      Motives, yaitu konsistensi berpikir mengenai sesuatu yang diinginkan atau dikehendaki oleh seseorang, sehingga menyebabkan suatu kejadian. Motif tingkah laku seperti mengendalikan, mengarahkan, membimbing, memilih untuk menghadapi kejadian atau tujuan tertentu.
2.      Traits, yaitu karakteristik fisik dan tanggapan yang konsisten terhadap informasi atau situasi tertentu.
3.      Self Concept, yaitu sikap, nilai, atau imajinasi seseorang.
4.      Knowledge, informasi seseorang dalam lingkup tertentu. Komponen kompetensi ini sangat kompleks. Nilai dari knowledge test, sering gagal untuk memprediksi kinerja karena terjadi kegagalan dalam mengukur pengetahuan dan kemampuan sesungguhnya yang diperlakukan dalam pekerjaan.
5.      Skills, yaitu kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas fisik atau mental tertentu.
Definisi yang diajukan oleh Spencer & Spencer menjelaskan bahwa dalam menggunakan konsep kompetensi harus ada “Kriteria Pembanding” (Criterion Reference) untuk membuktikan bahwa sebuah elemen kompetensi mempengaruhi baik atau buruknya kinerja seseorang. Pada umumnya setiap orang memiliki kinerja yang sama (average performance) tetapi ada beberapa orang memiliki keahlian yang khusus (superior performance) sehingga harus dibedakan dari orang-orang yang lain. Kriteria pembanding yang digunakan dalam konsep kompetensi untuk membedakan superior performance dengan average performance adalah sebagai berikut:
1.      Cross Cultural Interpersonal Sensitivity. Kemampuan untuk memahami budaya orang lain melalui tingkah laku dan ucapannya, serta untuk memprediksi bagai-mana mereka akan bereaksi.
2.      Positive Expectations of Other. Kepribadian yang kuat dalam memahami formalitas dan nilai dari orang lain yang berbeda dengan diri sendiri, dan kemampuan untuk mempertahankan pandangan positif ketika berada dalam tekanan.
3.      Speed in Learning Political Networks. Kemampuan untuk mengerti dengan cepat sehingga mempengaruhi apa dan siapa masing-masing orang dalam kepentingan politiknya.
Jadi pengertian dari kompetensi guru adalah orang yang profesinya atau pekerjaannya mengajar dan memiliki kemampuan dan kewenangan dalam melaksanakan profesi keguruannya. Selain itu, kompetensi guru merupakan kemampuan atau kesanggupan guru dalam melaksanakan tugasnya, melaksanakan proses belajar mengajar, kemampuan atau kesanggupan untuk benar-benar memiliki bekal pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sebaik-sebaiknya.

B.     Macam-macam Kompetensi Guru
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 8 menyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi guru sebagai dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru harus menguasai 4 kompetensiGuru harus sungguh-sungguh dan baik dalam menguasai 4 kompetensi tersebut agar tujuan pendidikan bisa tercapai.
a.       Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan kompetensi khas, yang membedakan guru dengan profesi lainnya ini terdiri dari 7 aspek kemampuan, yaitu:
a.       Mengenal karakteristik anak didik.
b.      Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran.
c.       Mampu mengembangkan kurikulum.
d.      Kegiatan pembelajaran yang mendidik.
e.       Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik.
f.       Komunikasi dengan peserta didik.
g.      Penilaian dan evaluasi pembelajaran.
b.      Kompetensi Profesional
Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis. Kompetensi profesional yang harus terus dikembangkan guru dengan belajar dan tindakan reflektif.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:
a.       konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/ seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar.
b.      Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.
c.       Hubungan konsep antar pelajaran terkait.
d.      Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
e.       Kompetensi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
c.       Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru bisa bermasyarakat dan bekerja sama dengan peserta didik serta guru-guru lainnya. Kompetensi sosial yang harus dikuasai guru meliputi:
a.       Berkomunikasi lisan dan tulisan.
b.      Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c.       Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
d.      Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
e.       Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
f.       Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan.
g.      Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru.
d.      Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa dapat menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, berakhlak mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Keempat potensi tersebut sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar agar terciptanya kondisi belajar dan mengajar yang baik. Pendapat lain juga mengatakan istilah kompetensi profesional sebenarnya merupakan “payung”, karena telah mencakup semua kompetensi lainnya.

C.      Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Guru sebagai seorang pendidik dapat melaksanakan perannya jika guru tersebut memenuhi empat syarat kompetensi. Guru akan mampu mendidik dan mengajar apabila dia mempunyai kompetensi kepribadian, misalnya mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap anak didiknya. serta bersifat terbuka dan peka terhadap perkembangan teknologi. Pada kompetensi professional seorang guru harus menguasai ilmu yaitu dengan pengetahuan yang luas, menguasai bahan pengajaran serta ilmu-ilmu yang berhubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan menguasai teknologi dan kurikulum pendidikan.
Kompetensi sosial misalnya guru memiliki keterampilan dalam membina hubungan antara guru dengan murid, guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, guru dengan komite, serta guru dengan masyarakat atau lingkungan. Dan kompetensi pedagogik dimana seorang guru harus dapat memahami peserta didiknya, mengembangkan kurikulum atau silabus, merancang pembelajaran serta mengevaluasi hasil belajar. Sehingga dengan begitu,  seorang guru dapat menjalankan perannya sebagai seorang pendidik.
Keberhasilan guru melaksanakan perannya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi khusus. Karena dengan memiliki guru yang berkompetensi, maka akan berpengaruh juga pada hasul belajar para siswanya. Dengan begitu betapa pentingnya guru yang berkompeten, artinya guru yang mampu melaksanakan unjuk kerja secara profesional sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab pokok seorang guru salah satunya yaitu guru sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas

D.    Keterampilan Pembelajaran dalam PKR
Keterampilan pembelajaran merupakan dimensi didaktik-metodik dari tugas guru yang harus di kuasai oleh semua guru. Dalam PKR seperti juga bagi semua guru di persyaratkan menguasai keterampilan dasar mengajar yang oleh Turney (1977) diidentifikasi menjadi beberapa jenis keterampilan yakni bertanya, memberi penguatan, menjelaskan, mengadakan variasi, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi dalam kelompok kecil, dan membimbing belajar individual. Semua keterampilan dasar sangat diperlukan oleh setiap guru.
1.      Bagaimana mengawali dan mengakhiri
Guru memerlukan kemahiran dalam mengawali dan mengakhiri pelajaran dalam hal ini harus di sadari bahwa mengajar memiliki sisi keilmuan dan sisi kiat atau seni. Kiat atau seni mengajar ini berkenaan dengan bagaimana guru secara personal menciptakan interaksi belajar mengajar yang berhasil menarik dan menyenangkan. Di lain pihak sisi keilmuan dari mengajar berkenaan dengan penalaran guru menenai apa, mengapa,dan bagaimana membelajarkan siswa.
Sisi keilmuan dan kiat mengajar tidak boleh di pisahkan. Keduanya harus terpadu dan di perlakukan sebagai dua hal yang saling mengisi artinya ilmu mengajar harus dapat di wujudkan dalam praktik baik dan kiat mengajar seyogyanya di landasi oleh prinsip-prinsip keilmuan mengajar.
a.       Mengawali pelajaran.
Berikut ini contoh kasus seorang guru yang mengajar tiga kelas dalam dua mata pelajaraan dalam satu ruangan (PKR 321):.
Guru      : Selamat pagi anak-anak!
Murid    : selamat pagi ibu guru (serempak)
Guru      : Coba anak-anak kelas III, IV, dan V semuanya perhatikan!.Kelas III dan IV belajar IPS dan kelas V Bahasa Indonesia. Kelas V membuat karangan bebas, kelas IV maenggambar peta kabupaten dan kelas III mencari nama-nama kota kecamatan dikabupaten.
Perlu disadari bahwa dalam membuka pelajaran ada 4 hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang guru.
1)      Menarik perhatian murid
Menghadapi murid dalam PKR memerlukan perhatian khusus, ingat bahwa guru PKR berhadapan dengan kelompok murid lebih dari satu kelas pada saat yang bersamaan. Untuk itu guru dapat menggunakan salah satu ruangan atau diluar kelas. Bila PKR itu dilaksanakan dalam satu ruangan setelah pembukaan pelajaran, guru tinggal meneruskan mengatur penempatan murid tiap kelas dalam ruangan itu. Bila PKR itu dilaksanakan dilebih dari satu ruangan setelah pembukaan murid dapat menuju ruangan kelasnya untuk meneruskan pelajaran. Bila pembukaan pelajaran dilakukan secara bergiliraan dapat mengakibatkan lamanya waktu tunggu kelas-kelas berikutnya. Bila hal itu terjadi berarti waktu belajar murid diruangan lainnya menjadi berkurang.Ada berbagai cara untuk membuka pelajaran dapat Anda lakukan antara lain dengan:
a)      Memperlihatkan benda, alat, gambar yang berhubungan dengan materi pelajaran.
b)      Memberikan salam dan aba-aba perhatian.
c)       Membunyikan sesuatu, misalnya peluit.
Semua itu dilakukan untuk menarik perhatian murid agar memperhatikan guru.
2)      Menimbulkan motivasi belajar
Motivasi belajar sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam belajar. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri murid dan dari luar diri murid untuk mengalami perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Motivasi yang berasal dari diri murid disebut motivasi instrinsik, misalnya kemauan, kebutuhan, semangat, rasa senang dan sebagainya. Motivasi yang berasal dari luar diri murid disebut motivasi ekstrinsik, misalnya guru dan apa saja yang dilakukan guru untuk membuat murid mau, mampu dan biasa belajar, bahkan lingkungan belajar, kelas, bahan, sumber belajar dan sebagainya. Motivasi belajar instrinsik dan ekstrinsik harus ditimbulkan secara terpadu.  Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikan energi atau daya yang dapat menggerakkan murid untuk belajar, yaitu mengalami perubahan perilaku.

Empat cara yang dapat dilakukan guru PKR dalam menimbulkan motivasi yaitu:
a)      Menunjukkan kehangatan dan semangat
Kehangatan seorang guru terhadap muridnya nampak pada penampilannya yang ceria dan bersahabat, tidak angker dan tidak menakutkan.
b)      Menimbulkan rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu murid tampak dari adanya perhatian murid pada saat  guru berbicara atau bertanya terhadap materi dan kaitan materi yang sedang dipelajari. Untuk dapat menimbulkan rasa ingin tahu guru harus berfikir dan berbicara secara logis dan sistimatis.
c)      Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan disonansi kognitif, yaitu: situasi dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan. Dan pada gilirannya dapat menimbulkan dorongan belajar bagi murid. Untuk dapat menimbulkan ide yang bertentangan guru dapat menyajikan suatu kasus atau cerita bermasalah.
d)     Memperhatikan minat murid
Minat dapat diartikan sebagai rasa tertarik pada sesuatu. Minat seseorang biasanya nampak dari perhatian dan kebiasaan. Minat seseorang dapat terpusat pada sesuatu hal yang dirasakan memberi kepuasan batin atau bermula dari tuntutan. Setiap orang memiliki minat yang berbeda dari orang lain, baik dalam jenis maupun kadarnya. Minat juga berkaitan dengan kebutuhan. Misalnya seseorang yang memiliki kebutuhan rasa aman, biasanya ia punya minat pada olah raga bela diri. Oleh karena itu hendaknya guru memperhatikan minat murid, motivasi harus dikaitkan pada variasi minat murid.
3)      Memberi acuan belajar
Proses belajar dalam situasi pendidikan formal antara lain ditandai oleh keterarahan, Keterarahan merupakan perwujudan dari proses belajar yang terpadu oleh dan terkait kepada tujuan belajar. Acuan yang diberikan pada awal pelajaran dapat memberi jalan bagi terjadinya proses belajar yang berorientasi tujuan.Acuan yang dimaksud adalah acuan dalam situasi PKR. Acuan belajar dapat diberikan antara lain dengan empat cara:
a)      Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
Tujuan merupakan gambaran perilaku yang diharapkan terbentuk setelah proses pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru harus mengemukakan tujuan pembelajaran, hal ini penting agar dapat memberi arah pada proses belajar. Dalam PKR, tujuan pasti bersifat multi level dan multi dimensional. Batas tugas merupakan garis batas yang dapat dipakai pedoman oleh murid seberapa jauh mereka harus melakukan suatu tugas atau pengalaman belajar. Batas tugas secara konseptual tampak dalam tujuan dan prosedur kegiatan belajar yang akan dilalui. 
b)      Menyarankan langkah-langkah yang akan ditempuh
Langkah-langkah yang akan ditempuh sering disebut strategi instruksional. Langkah-langkah tersebut berisi urutan kegiatan yang dirancang oleh guru dalam mencapai tujuan belajar. Dalam PKR 321, harus dikemukakan dengan jelas. Dengan demikian pada masing-masing kelas akan dapat memperoleh pengalaman belajar yang sistematis dan terancang untuk mencapai tujuan dengan baik.



c)      Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
Pada setiap tahap kegiatan pembelajaran harus ditemukan apa yang menjadi masalah pokok sebagai pusat perhatian proses belajar. Masalah pokok biasanya berupa konsep yang akan dibahas. Dan masalah pokok perlu dikemukakan pada awal pelajaran
d)     Mengajukan pertanyaan
Pada awal pelajaran guru dapat mengajukan pertanyaan pemicu. Maksudnya sebagai pemandu awal yang berfungsi memberi acuan bagi murid dalam belajar.
4)      Membuat kaitan materi
Membuat kaitan materi pada awal pelajaran sangat penting, karena akan menghubungkan pengalaman lama dengan pengalaman baru. Bila pengalaman lama dengan pengalaman baru dapat dihubungkan dengan baik, maka proses belajar akan berlangsung lebih bermakna. Membangun kaitan materi dengan melalui:
a)      Pertanyaan apersepsi, yaitu pertanyaan mengenai bahan lama yang telah dipelajari sebelumnya.
b)      Merangkum materi yang lalu dengan maksud untuk memetakan apa saja yang telah dipelajari murid.
b.      Mengakhiri pelajaran
Mengakhiri pelajaran atau menutup pelajaran sama pentingnya dengan membuka pelajaran. Menutup pelajaran dilakukan secara bersama-sama di mana murid semua kelas yang dirangkap hadir dalam satu ruangan. Dalam rangka menutup pelajaran ada tiga kegiatan pokok yang harud dilakukan:
1)      Meninjau kembali, untuk mengecek apakah penataan pengalaman belajar memenuhi tuntutan pedagogis sebagaiman diisyaratkan dalam tujuan, pada akhir pelajaran perlu diadakan peninjauan kembali. Kegiatan tersebut dapar dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan.
2)     Mengadakan evaluasi. Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah tercapai tidaknya penguasaan murid mengenai materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang digariskan.
3)     Memberikan tindak lanjut. Tindak lanjut berfungsi sebagai jembatan materi lama dengan materi baru. Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan rumah, merancang sesuatu, atau mengkomunikasikan sesuatu. Dari sudut proses belajar individu, tindak lanjut dapat pula berfungsi sebagai penerapan yang telah dipahami.
2.      Bagaimana Mendorong Belajar Aktif dan Membicarakan Belajar Mandiri.
Belajar pada hakikatnya adalah berubah, sedangkan perubahan yang terjadi pada idividu siswa yang berkenaan dengan pengetahuan nilai dan sikap keterampilan dan kebiasaan belajar. oleh Karena itu proses pembelajaran yang baik adalah proses yang memungkinkan siswa belajar dengan optimal. Sedangkan pembelajaran aktif adalah memperoleh pengetahuan nilai dan sikap, keterampilan dan kebiasan belajar melalui pemanfaatan rangsangan dari luar diri siswa untuk membangkitkan kemampuan belajar secara optimal. Beberapa alasan Mengapa belajar aktif perlu di gerakkan.
a.       Ada bukti yang kuat bahwa siswa yang berinisiatif kuat dalam belajar dapat belajar lebih banyak, dan lebih baik daripada individu yang tergantung pada guru.
b.      Belajar aktif lebih sesuai dalam pembelajaran alami.
c.       Perkembangan baru dalam berbagai aspek pendidikan menempatkan siswa sebagai pembelajaran yang aktif.
Untuk mendapatkan siswa yang aktif, guru PKR harus menguasai beberapa keterampilan seperti:
a.       Membimbing diskusi kelompok kecil.
Kelas PKR ditandai dengan adanya dua kelompok siswa berbeda kelas dalam satu atau dua ruangan yang dihadapi oleh seorang guru. keterampila yang harus dimiliki oleh guru pkr adalah Memusatkan perhatian murid dengan cara merumuskan tujuan masalah dan langkah yang akan di tempuh.
1)      Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian diskusi.
2)      Menganalisis pendapat murid.
3)      Memeratakan kesempatan berbicara dengan cara mencegah adanya monopoli.
4)      Memacu proses berpikir dengan cara mengajukan pertanyan acakan.
5)      Menutup diskusi dengan cara pelaporan kelompok dan membuat rangkuman.
b.      Mengajar kelompok kecil dan perorangan
Di SD kecil, ada kalanya murid yang dihadapi hanya 1-2 orang dalam satu kelas, sehingga dapat dirangkap dengan kelas lain yang jumlahnya lebih banyak meskipun tak sebanyak kelas normal. Bahkan ada SD yang jumlah murid seluruhnya hanya 15-20 orang. Ruang belajar yang digunakan hanya satu ruang dengan atau tanpa sekat. Untuk menghadapi situasi semacam ini, guru PKR dituntut untuk menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.  Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan ada sejumlah peran guru yang perlu dihayati yaitu guru sebagai:
1)      Penata kegiatan belajar-mengajar.
2)      Sumber informasi bagi murid.
3)      Pendorong belajar siswa.
4)      Penyedia materi dan pembuka kesempatan belajar murid.
5)      Pendiagnosis kebutuhan belajar murid.
6)      Pemberi kemudahan belajar sesuai kebutuhan murid.
7)      Mitra kerja dalam kegiatan belajar.
Agar dapat memainkan peran-peran tersebut di atas guru PKR perlu menguasai sejumlah keterampilan sebagai berikut.
1)      Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
a)      Tunjukkan perhatian yang hangat.
b)      Dengarkan pendapat murid.
c)      Berikan respon yang positif.
d)     Ciptakan hubungan saling percaya.
e)      Tunjukkan kesediaan membantu murid.
f)       Bersikaplah  terbuka terhadap perasaan murid.
g)      Kendalikan situasi agar murid merasa aman.
2)      Keterampilan menata kegiatan belajar-mengajar
a)      Adakan pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan belajar.
b)      Gunakan variasi kegiatan sesuai kebutuhan.
c)      Adakan pengelompokan murid sesuai dengan tujuan.
d)     Jangan lupa mengkoordinasikan aneka kegiatan yang berlangsung.
e)      Berikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan.
f)       Usahakan agar pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan.
3)      Keterampilan mengarahkan dan memberi kemudahan belajar
a)      Berikan penguatan terhadap perilaku murid yang baik.
b)      Bersikap tanggap terhadap keadaan murid.
c)      Berikan bantuan belajar sesuai kebutuhan untuk belajar lebih lanjut.
d)     Adakan pemantapan terhadap kegiatan kelompok dan perorangan.
c.       Mengadakan variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi juga disebut keanekaragaman. Dalam pembelajaran, keanekaragaman menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola interaksi serta kegiatan belajar- mengajar. Jenis variasi:
1)      Variasi gaya mengajar 
Gaya mengajar adalah pola penampilan guru dalam mengolah dan mengelola rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya dinamika proses belajar murid. Penampilan mengajar guru diwarnai oeh keterampilan guru dalam:
a)      Bicara: kecepatan, kejernihan, tekanan, volume, dan kepasihan.
b)      Perhatian: pemusatan perhatian murid, persebaran perhatian pada kegiatan murid secara bersamaan.
c)      Kesenyapan: berhenti bicara sebentar untuk mengendapkan ide.
d)     Kontak pandang: semua murid mendapat tatapan hangat dari guru.
e)      Olah gerak dan mimik : gerak fisik dan tampilan wajah.
f)       Alih posisi: berdiri yang memungkinkan murid merasakan perhatian sama.
2)      Variasi media dan sumber
Media adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan yang dapat berupa ide, informasi, pendapat kepada murid. Media dapat berbentuk visual(terlihat), audio(terdengar) dan teraba.Sumber adalah benda, manusia, situasi yang berisikan/menghasilkan informasi, data, fakta, ide, rangsangan yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam berkomunikasi. Sumber dapat berupa barang cetak(buku,modul), bahan terekam(kaset audio), bahan tersiar(radio,TV), manusia sumber, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis sumber tersebut.
Keterampilan guru memanfaatkan aneka ragam media dan sumber secara tepat guna dan layak dapat membangun suasana belajar –mengajar yang menarik,  menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan. Untuk itu guru sebaiknya terampil dalam memilih, menyelesaikan, menggunakan dan bila mungkin mengolah kembali media dan sumber sesuai kebutuhan.
3)      Variasi pola interaksi dan kegiatan 
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam, mulai dari yang didominasi guru sampai kegiatan yang dilakukan sendiri oleh murid. Proses belajar murid harus diartikan sebagai aktivitas individu dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman belajar yang baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Oleh karena itu guru harus menguasai pola interaksi dan kegiatan.  Pola interaksi yang bisa terjadi pada setiap jenis kegiatan tidak selalu sama. Jenis pola interaksi tersebut adalah:
a)      Pola interaksi perseorangan(pola INPERS) , Pola ini menekan pada komunikasi antar siswa dalam memanfaatkan sumber belajar.
b)      Pola interaksi pasangan(pola INPAS), misalnya, penguatan
diskusi pemanfaatan, dan konsultasi. Pola ini menekankan pada interaksi siswa secara pasngan dalam memanfaatkan sumber belajar dan kerja sama antar siswa.
c)      Pola interaksi kelompok kecil(pola INKK), Pola ini menekankan pada partisipasi dan intensitas belajar siswa secara individual dan kelompok dalam memanfaatkan sumber belajar.
d)     Pola interaksi kelompok besar(pola INKB), Pola ini menekankan pada partisipasi siswa dalam kelompok besar melalui komunikasi antar individu dalam kelompok, kerja sama kelompok dan kompetisi sehat antar kelompok.
e)      Pola interaksi klasikal(pola INKLAS), Pola interaksi ini menekankan pada layanan belajar terhadap kelompok siswa di bawah kendali langsung guru, kerja sama kelompok kelas dan pemanfaatan sumber belajar lintas kelas.
Bila dilihat dari kegiatannya terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan di kelas antara lain, membaca, menggunakan lembar kerja, bercerita, berdialog/berdiskusi, bengadakan percobaan, mendengarkan kaset, bernyanyi, mengamati lingkungan.
3.      Bagaimana mengelola kelas PKR dengan baik 
Perlu disadari bahwa kelas PKR memerlukan perhatian yang lebih dari kelas biasa karena karakteristik pembelajaran dalam PKR jauh lebih beragam daripada di kelas biasa. Namun demikian tuntutan pedagogisnya sama yakni situasi belajar yang perlu diciptakan harus memungkinkan murid dapat memanfaatkan waktu belajar secara efektif.
Untuk dapat menciptakan dan memelihara suasana kelas yang memungkinkan optimalnya kualitas pembelajaran dan keterlibatan murid, perlu pengelolaan kelas yang baik. Untuk itu guru harus menguasai keterampilan mengelola kelas antara lain.
a.       Menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal
Situasi kelas yang optimal ditandai oleh tingginya waktu yang digunakan untuk mendorong murid melakukan tugas-tugas, dan  waktu yang digunakan oleh murid untuk melibatkan diri dalam interaksi kelas. Untuk dapat menciptakan  situasi tersebut guru sebaiknya terampil dalam:
1)      Menanggapi dengan penuh kepekaan terhadap hal-hal yang mengganggu jalannya interaksi belajar mengajar. Misalnya, bila guru sedang menjelaskan suatu kemudian melihat ada dua orang siswa yang sedang berbisik atau menganggu murid lain, guru harus segera menanggapinya, jangan sekali-kali membiarkan hal tersebut.
2)      Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok secara visual maupun verbal. Berikan tatapan wajah kepada seluruh kepada seluruh kelas dan berbicaralah dengan baik. Jangan sekali-kali hanya memandang ke salah satu sudut dan berbicara hanya kepada murid atau kelompok tertentu saja.
3)      Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga murid-murid memahami tugas dan peranan serta tanggung jawabnya dalam kegiatan belajar- mengajar.
4)      Memberi teguran dengan arif dan bijaksana bila melihat terjadinya perilaku menyimpang dari murid. Teguran yang kasar bukan saja tak efektif, tetapi dapat melukai perasaan murid.
5)      Memberikan penguatan verbal, gestural, kegiatan, kedekatan, sesuai dengan keperluan dan situasi secara wajar. Berikan pujian terhadap perilaku yang baik untuk mendorong munculnya perilaku baik itu lebih sering.
b.      Mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku murid yang mnyimpang
Situasi kelas sering terganggu oleh perbuatan satu atau dua orang siswa memerlukan perhatian. Bila ada siswa yang berperilaku menyimpang janganlah dibiarkan tetapi harus dikendalikan. Ingatlah hakikat belajar adalah berubah. Jadi bila guru melihat adanya perilaku menyimpang dari situasi belajar harus segera diarahkan kembali kepada situasi belajar saat itu.
Hakikat belajar adalah perubahan, maka bila Anda melihat adanya perilaku menyimpang harus segera Anda ubah menjadi perilaku yang baik. Mengubah perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara:
a)      Mengajarkan dan memberi contoh perilaku yang diinginkan.
b)      Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar.
c)      Memberi hukuman dengan cara yang benar dan wajar terhadap perilaku menyimpang.
Dengan berbagai keterampilan penunjang tersebut guru memiliki bekal untuk dapat menampilkan diri sebagai guru PKR yang berhasil.

E.     Pembinaan Profesional Guru PKR
Guru profesional adalah guru yang berkemampuan, bermasyarakat, dan berkepribadian. Kemampuan mencakup penguasaan bahan ajar, metode pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan pemahaman peserta didik. Semua unsur kemampuan ini perlu selalu disegarkan dan ditingkatkan agar guru tidak statis dalam arti bertahun-tahun mengajar penampilannya tetap bahkan semakin menurun. Guru profesional harus tampil sebagai sosok manusia yang haus pengetahuan, peka terhadap kebutuhan peserta didik, tanggap terhadap perkembangan dan permasalahan baru, cinta kebenaran, toleran terhadap sesama guru, akomodatif terhadap masyarakat, berpandangan jauh ke depan, tidak cepat putus asa dan selalu mau dan berani menerapkan yang dinilai baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pembelajaran yang terkondisikan menggunakan pendekatan PKR memerlukan berbagai sarana pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan secara mandiri oleh setiap guru diharapkan adanya koordinasi antara kepala sekolah dan pihak guru. Sarana pembinaan tersebut antara lain.
1.      Sekolah mengadakan dan membiasakan perencanaan PKR bersama oleh sesama guru di sekolah tersebut, misalnya dalam menyusun jadwal, menetapkan kelas-kelas yang dirangkap, menata ruangan, memanfaatkan sumber belajar, dan memecahkan masalah yang dihadapi. Pertemuan antar guru tersebut dapat dipimpin oleh kepala sekolah atau oleh guru secara bergilir sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Sarana pmbinaan tersebut antara lain.
2.      Dibawah koordinasi kepala kantor Depdibud setempat mengadakan dan mengupayakan kerja sama antara SD satu dengan SD lain yang berdekatan dan atau anatara SD dengan masyarakat sekitar. Djalil, dkk, (2005) menyebutkan bahwa kerjasama antar sekolah merupakan faktor yang sangat penting, misalnya untuk kepentingan berikut:
a.       Berdiskusi dan tukar pengalaman utnuk mengatasi berbagai kesulitan mengajar, misalnya tidak mempunyai buku sumber, dan alat peraga pelajaran, atau kurang menguasai materi yang harus diajarkan.
b.      Membangun Pusat Sumber Belajar (PSB) yang saat ini dikenal sebagai Pusat Sumber Belajar Guru (PSBG), misalnya mengembangkan alat pelajaran, perpustakaan bersama, dan laboratorium yang sederhana.
c.       Mengadakan kegiatan bersama, misalnya mengadakan kunjungan dan karyawisata, membuat media pembelajaran, menyusun skenario pembelajaran dan lain-lain.
d.      Saling membantu dalam mengajar, misalnya guru dari SD yang satu dapat membantu mengajar di SD lainnya yang berdekatan.
3.      Melalui kerja sama dengan LPTK di adakan pelatihan bagi guru SD pedesaan melalui sistem belajar jarak jauh dengan cara membuka kesempatan bagi guru SD untuk mengikuti mata kuliah PKR dalam program sertifikasi kependidikan Universitas terbuka.para guru peserta akan mendapatkan modul dan kaset audio interaktif/ kaset videp interaktif PKR. Kegiatan belajar dilakukan secra mandiri 1- 2 orang dan bila perlu diadakan tutorial kunjung oleh dosen LPTK setempat.
4.      Dibawah koordinasi kepala sekolah atau pemilik sekolah merintis dan menggalakan program “peer coaching” yakni peningkatan kemampuan guru PKR antar guru dalam satu SD atau lintas SD. Guru SD yang telah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menerapkan PKR ditugasi atau dikondisikan untuk membantu guru lain yang belum begitu mahir atau belum dapat menerapkan PKR. Bentuk kegiatan ini termasuk model pelatihan “each- one teach-one system” inisiatif bias dating dari guru yang sudah memiliki kemahiran.
5.      Kantor Depdikbud setempat bekerja sama dengan LPTK meningkatkan kemampuan para pemilik agar menjadi model guru PKR dan dapat membimbing guru SD salam merancang, melaksanakan, dan menilai serta meningkatkan PKR di SD. KKG (Kelompok Kerja Guru), MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) adalah forum yang dapat dijadikan untuk saling tukar informasi, pengalaman, berdiskusi, untuk memecahkan berbagai kesulitan mengajar dan mengerjakan sesuatu secara bersama.
Berbagai bentuk kerja sama dan pelatihan yang telah dijelaskan merupakan cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan guru khususnya pada PKR.



BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari materi yang telah paparkan pada bab pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1.      kompetensi guru adalah orang yang profesinya atau pekerjaannya mengajar dan memiliki kemampuan dan kewenangan dalam melaksanakan profesi keguruannya.
2.      Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
3.      Keberhasilan guru melaksanakan perannya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi khusus. Karena dengan memiliki guru yang berkompeten, maka akan berpengaruh juga pada hasul belajar para siswanya.
4.      Terdapat berbagai keterampilan dasar dalam PKR tetapi secara garis besar terbagi menjadi 3  meliputi kemampuan guru untuk membuka dan menutup pembelajaran,mengajar kelompok kecil dan perorangan, serta mengadakan variasi
5.      Pembinaan profesional guru PKR dapat dilakukan dengan cara berkerja sama dengan sesama guru, antar SD, melalui penyuluhan dari LPTK dan berbagai pertemuan rutin guru

B.     Saran
Semua guru harus menguasai kompetensi dan keterampilan yang menunjang profesinya, karena esensi dari kompetensi dan keterampilan yang dimaksudkan bukan hanya untuk guru dalam pembelajaran kelas rangkap atau guru sekolah dasar saja tetapi untuk semua yang berprofesi sebagai pendidik.



DAFTAR PUSTAKA


Ahmad, Multazam. 2014. Pembelajaran Kelas Rangkap. http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/04/makalah-guru-pembelajaran-kelas-rangkap.html. Diakses tanggal 19 Oktober 2017.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Djalil, A., dkk. 2005. Pembelajaran Kelas Rangkap. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Firman. 2015. Pembelajaran Kelas Rangkap.Dalam.http://firman1086.blogspot.com/2016/03/pembelajaran-kelas-rangkap.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.

Fitriana, siti. 2015. Makalah Kompetensi Guru. Dalam http://fitrianahadi.blogspot.com/2015/12/makalah-kompetensi-guru.html Diakses pada tanggal 19 Oktober 2017.





Download Makalah Keterampilan yang Harus Dimiliki Guru dalam Kelas Rangkap di sini
Download Presentasi Makalah Keterampilan yang Harus Dimiliki Guru dalam Kelas Rangkap di sini


1 comment:

  1. 888 Casino - Dr. Maryland
    With a state of the art 양주 출장마사지 graphics, and great dealers, 사천 출장안마 888 Casino offers guests 경주 출장안마 the ultimate 경산 출장마사지 gambling 사천 출장안마 experience. With more than 80 gaming machines,  Rating: 2 · ‎6 reviews

    ReplyDelete

Powered by Blogger.