Makalah Keterampilan yang Harus Dimiliki Guru dalam Kelas Rangkap
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah
yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana yang telha memberi petunjuk agama yang
lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya lah kita berlindung. Sholawat serta
salam semoga selalu tercurahan kepada Nabi Muhammad SAW yang membimbing umatnya
dengan suri tauladan yang baik.
Dan segala syukur
kehadiran Allah SWT yang telah memerikan anugerah, kesempatan dan pemikiran
kepada kami untuk dapat menyelesakan makalah ini. Makalah ini merupakan
pengetahuan tentang kompetensi guru yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran
kelas rangkap, semua materi telah terangkum dalam makalah ini, agar pemahaman
terhadap materi lebih mudah serta lebih singkat.
Sistematika makalah ini
dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan
dibahas dalam makalah tersebut. Selanjutnya membaca akan masuk dalam inti
pembahasan dan diakhiri dengan kesimpulan dari makalah ini. Diharapkan pembaca dapat memahami kompetensi guru yang
harus dikuasai guru dalam pembelajaran kelas rangkap berdasarkan materi yang
kami sajikan.
Kami selaku penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
D.
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kompetensi Guru
B.
Macam-macam Kompetensi Guru
C.
Kompetensi Guru dalam Proses Belajar
Mengajar
D.
Keterampilan Pembelajaran dalam PKR
E.
Pembinaan Profesional Guru PKR
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan peran
penting terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif dalam
belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan
logika intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam
belajar. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki
pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Selain itu seorang guru juga memiliki kompetensi yang akan menunjukan
kualitas profesionalisme seorang guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 tahun 2007 telah ditetapkan standar kompetensi pedagogik
guru. Standar kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan minimal yang harus
dimiliki guru dalammenyelenggarakan pembelajaran. Standar kompetensi guru
mencakup kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru. Dengan
adanya kualifikasi dan kompetensi tersebut diharapkan seorang guru menjadi
tenaga pendidik dan pengajar yang professional
Selain kompeten
seorang guru juga dituntut untuk terampil. Keterampilan mengajar bagi seorang
guru merupakan hal yang sangat penting. Arti penting itu bertolak dari tugas
dan tanggung jawab seorang guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak
didiknya. Kerangka berpikir seperti ini menghendaki seorang guru untuk
melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu
dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif.
Sudah sepatutnya
seorang guru memberikan pembelajaran yang layak untuk siswanya.Pembelajaran
yang layak adalah pembelajaran yang dilakukan dengan memenuhi standar minimal
pembelajaran yang harus terjadi di dalam kelas, ada kelas, ada guru, ada bahan
ajar, Pembelajaran dapat berjalan dengan baik ketika memiliki kelengkapan
komponen pembelajaran, bagaimana pembelajaran bisa berjalan baik dan efektif,
jika gurunya saja tidak lengkap, apalagi para murid tidak mempunyai buku-buku
yang diperlukan.
Jika murid-murid pada setiap kelas
hanya sedikit, bagaimana guru dapat mengoptimalkan pembelajaran, tanpa
mengurangi nilai keberadaan tenaga guru. Salah satu pendekatan/model yang dapat
di kembangkan untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah melalui
Pembelajaran Kelas Rangkap. Permasalahan lainnya dalam pola pembelajaran dengan
tingkatan kelas sekarang terutama untuk sekolah-sekolah yang terbatas dari
komponen guru, siswa, pembiayaan, sarana dan prasarana adalah terpasilitasinya
setiap kemampuan dan minat anak untuk mata pelajaran tertentu.
Seorang guru yang mengajar di kelas
rangkap tentunya harus memiliki keterampilan pembelajaran dalam PKR, meliputi
keterampilan dalam mengawali dan mengakhiri dalam proses pembelajaran PKR, cara
mendorong belajar asik dan membicarakan belajar mandiri, cara mengelolo kelas
PKR dengan baik, kemitraan antar guru dan antara guru dan masyarakat serta
pembinaan professional guru PKR oleh kepala sekolah. Hal itu tentu harus
dimiliki oleh guru yang mengajar di kelas PKR, maka dari itu, sebagai calon
seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan tersebut. Pada makalah ini akan
dibahas lebih mendalam lagi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah disampaikan maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian
dari kompetensi guru?
2. Apa
maam-macam dari kompetensi guru?
3. Apa peran kompetensi
guru dalam proses belajar mengajar?
4. Bagaimana
keterampilan pembelajaran dalam PKR?
5. Bagaimana
pembinaan profesional guru PKR?
C. Tujuan
Setelah ditemukan rumusan masalah
maka adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Agar mahasisa mengetahui pengertian
dari kompetensi guru.
2.
Agar mahasisa mengetahui macam-macam
dari kompetensi guru.
3.
Agar mahasisa mengetahui peran
kompetensi guru dalam proses belajar mengajar.
4.
Agar mahasisa mengetahui keterampilan
pembelajaran dalam PKR.
5. Agar
mahasisa mengetahui pembinaan profesional guru PKR.
D.
Manfaat
Menambah wawasan bagi mahasiswa
khususnya dalam materi kompetensi yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran
kelas rangkap.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi diakui sebagai faktor yang memegang peran
penting dalam keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Sebagai contoh guru
sebagai salah satu profesi, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, menyatakan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang
Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat
tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu”. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.
Dari definisi di atas
kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas,
peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan,
ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan
untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman
dan pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan definisi kompetensi, komponen-komponen
atau karakteristik yang membentuk sebuah kompetensi menurut Spencer &
Spencer adalah :
1.
Motives, yaitu
konsistensi berpikir mengenai sesuatu yang diinginkan atau dikehendaki oleh
seseorang, sehingga menyebabkan suatu kejadian. Motif tingkah laku seperti mengendalikan,
mengarahkan, membimbing, memilih untuk menghadapi kejadian atau tujuan
tertentu.
2.
Traits, yaitu
karakteristik fisik dan tanggapan yang konsisten terhadap informasi atau
situasi tertentu.
3.
Self Concept, yaitu
sikap, nilai, atau imajinasi seseorang.
4.
Knowledge, informasi
seseorang dalam lingkup tertentu. Komponen kompetensi ini sangat kompleks.
Nilai dari knowledge test, sering gagal untuk memprediksi kinerja karena
terjadi kegagalan dalam mengukur pengetahuan dan kemampuan sesungguhnya yang
diperlakukan dalam pekerjaan.
5.
Skills, yaitu
kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas fisik atau mental tertentu.
Definisi yang diajukan oleh Spencer & Spencer menjelaskan bahwa dalam
menggunakan konsep kompetensi harus ada “Kriteria Pembanding” (Criterion Reference) untuk membuktikan
bahwa sebuah elemen kompetensi mempengaruhi baik atau buruknya kinerja
seseorang. Pada umumnya setiap orang memiliki kinerja yang sama (average performance) tetapi ada
beberapa orang memiliki keahlian yang khusus (superior performance) sehingga harus dibedakan dari orang-orang
yang lain. Kriteria pembanding yang digunakan dalam konsep kompetensi untuk
membedakan superior performance
dengan average performance adalah
sebagai berikut:
1.
Cross
Cultural Interpersonal Sensitivity. Kemampuan untuk memahami budaya
orang lain melalui tingkah laku dan ucapannya, serta untuk memprediksi
bagai-mana mereka akan bereaksi.
2.
Positive
Expectations of Other. Kepribadian yang kuat dalam memahami formalitas dan
nilai dari orang lain yang berbeda dengan diri sendiri, dan kemampuan untuk
mempertahankan pandangan positif ketika berada dalam tekanan.
3.
Speed in
Learning Political Networks. Kemampuan untuk mengerti dengan
cepat sehingga mempengaruhi apa dan siapa masing-masing orang dalam kepentingan
politiknya.
Jadi pengertian dari kompetensi guru adalah orang yang profesinya
atau pekerjaannya mengajar dan memiliki kemampuan dan kewenangan dalam
melaksanakan profesi keguruannya. Selain itu, kompetensi guru merupakan
kemampuan atau kesanggupan guru dalam melaksanakan tugasnya, melaksanakan
proses belajar mengajar, kemampuan atau kesanggupan untuk benar-benar memiliki
bekal pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sebaik-sebaiknya.
B.
Macam-macam Kompetensi Guru
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pasal 8 menyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah
kompetensi guru sebagai dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi.Untuk menciptakan
peserta didik yang berkualitas, guru harus menguasai 4 kompetensiGuru harus
sungguh-sungguh dan baik dalam menguasai 4 kompetensi tersebut agar tujuan
pendidikan bisa tercapai.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi yang merupakan
kompetensi khas, yang membedakan guru dengan profesi lainnya ini terdiri dari 7
aspek kemampuan, yaitu:
a. Mengenal
karakteristik anak didik.
b. Menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran.
c. Mampu
mengembangkan kurikulum.
d. Kegiatan
pembelajaran yang mendidik.
e. Memahami dan
mengembangkan potensi peserta didik.
f. Komunikasi
dengan peserta didik.
g. Penilaian
dan evaluasi pembelajaran.
b.
Kompetensi
Profesional
Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam
mengikuti perkembangan ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu dinamis.
Kompetensi profesional yang harus terus dikembangkan guru dengan belajar dan
tindakan reflektif.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam
menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:
a.
konsep, struktur, metode
keilmuan/teknologi/ seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar.
b.
Materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah.
c.
Hubungan konsep antar pelajaran
terkait.
d.
Penerapan konsep-konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Kompetensi secara professional dalam
konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
c.
Kompetensi
Sosial
Kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru
bisa bermasyarakat dan bekerja sama dengan peserta didik serta guru-guru
lainnya. Kompetensi sosial yang harus dikuasai guru meliputi:
a.
Berkomunikasi lisan dan tulisan.
b.
Menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional.
c.
Bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik.
d.
Bergaul secara santun dengan
masyarakat sekitar.
e.
Bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
f.
Menunjukkan pribadi yang dewasa dan
teladan.
g.
Etos kerja, tanggung jawab yang
tinggi, rasa bangga menjadi guru.
d.
Kompetensi
Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal
yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana,
berwibawa dapat menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, berakhlak
mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara
berkelanjutan.
Keempat potensi tersebut sangat berperan penting
dalam proses belajar mengajar agar terciptanya kondisi belajar dan mengajar
yang baik. Pendapat lain juga mengatakan istilah kompetensi profesional
sebenarnya merupakan “payung”, karena telah mencakup semua kompetensi lainnya.
C. Kompetensi Guru dalam Proses Belajar
Mengajar
Guru sebagai seorang pendidik dapat melaksanakan perannya jika guru
tersebut memenuhi empat syarat kompetensi. Guru akan mampu mendidik dan
mengajar apabila dia mempunyai kompetensi kepribadian,
misalnya mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung jawab yang besar
terhadap anak didiknya. serta bersifat terbuka dan peka terhadap perkembangan
teknologi. Pada kompetensi professional seorang guru harus menguasai ilmu yaitu
dengan pengetahuan yang luas, menguasai bahan pengajaran serta ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan mata pelajaran yang diajarkan menguasai teknologi dan
kurikulum pendidikan.
Kompetensi sosial misalnya guru memiliki
keterampilan dalam membina hubungan antara guru dengan murid, guru dengan guru,
guru dengan kepala sekolah, guru dengan komite, serta guru dengan masyarakat
atau lingkungan. Dan kompetensi pedagogik dimana seorang guru harus dapat memahami peserta
didiknya, mengembangkan kurikulum atau silabus, merancang pembelajaran serta
mengevaluasi hasil belajar. Sehingga dengan begitu, seorang guru dapat menjalankan perannya
sebagai seorang pendidik.
Keberhasilan guru melaksanakan perannya dalam bidang pendidikan sebagian
besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat
khusus dalam situasi khusus. Karena
dengan memiliki guru yang berkompetensi, maka akan berpengaruh juga pada hasul
belajar para siswanya. Dengan begitu betapa pentingnya guru yang berkompeten,
artinya guru yang mampu melaksanakan unjuk kerja secara profesional sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab pokok seorang guru
salah satunya yaitu guru sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas
D. Keterampilan Pembelajaran dalam PKR
Keterampilan pembelajaran merupakan
dimensi didaktik-metodik dari tugas guru yang harus di kuasai oleh semua guru.
Dalam PKR seperti juga bagi semua guru di persyaratkan menguasai keterampilan
dasar mengajar yang oleh Turney (1977) diidentifikasi menjadi beberapa jenis
keterampilan yakni bertanya, memberi penguatan, menjelaskan, mengadakan
variasi, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi dalam kelompok
kecil, dan membimbing belajar individual. Semua keterampilan dasar sangat diperlukan
oleh setiap guru.
1.
Bagaimana mengawali dan mengakhiri
Guru memerlukan kemahiran dalam mengawali dan
mengakhiri pelajaran dalam hal ini harus di sadari bahwa mengajar memiliki sisi
keilmuan dan sisi kiat atau seni. Kiat atau seni mengajar ini berkenaan dengan
bagaimana guru secara personal menciptakan interaksi belajar mengajar yang
berhasil menarik dan menyenangkan. Di lain pihak sisi keilmuan dari mengajar
berkenaan dengan penalaran guru menenai apa, mengapa,dan bagaimana
membelajarkan siswa.
Sisi keilmuan dan kiat mengajar tidak boleh di
pisahkan. Keduanya harus terpadu dan di perlakukan sebagai dua hal yang saling
mengisi artinya ilmu mengajar harus dapat di wujudkan dalam praktik baik dan
kiat mengajar seyogyanya di landasi oleh prinsip-prinsip keilmuan mengajar.
a.
Mengawali pelajaran.
Berikut ini contoh kasus seorang guru yang mengajar
tiga kelas dalam dua mata pelajaraan dalam satu ruangan (PKR 321):.
Guru :
Selamat pagi anak-anak!
Murid : selamat pagi ibu guru (serempak)
Guru :
Coba anak-anak kelas III, IV, dan V semuanya perhatikan!.Kelas III dan IV
belajar IPS dan kelas V Bahasa Indonesia. Kelas V membuat karangan bebas, kelas
IV maenggambar peta kabupaten dan kelas III mencari nama-nama kota kecamatan
dikabupaten.
Perlu disadari bahwa dalam membuka pelajaran ada 4 hal
pokok yang harus dilakukan oleh seorang guru.
1)
Menarik perhatian murid
Menghadapi murid dalam PKR memerlukan perhatian
khusus, ingat bahwa guru PKR berhadapan dengan kelompok murid lebih dari satu
kelas pada saat yang bersamaan. Untuk itu guru dapat menggunakan salah satu
ruangan atau diluar kelas. Bila PKR itu dilaksanakan dalam satu ruangan setelah
pembukaan pelajaran, guru tinggal meneruskan mengatur penempatan murid tiap
kelas dalam ruangan itu. Bila PKR itu dilaksanakan dilebih dari satu ruangan
setelah pembukaan murid dapat menuju ruangan kelasnya untuk meneruskan
pelajaran. Bila pembukaan pelajaran dilakukan secara bergiliraan dapat
mengakibatkan lamanya waktu tunggu kelas-kelas berikutnya. Bila hal itu terjadi
berarti waktu belajar murid diruangan lainnya menjadi berkurang.Ada berbagai cara untuk membuka pelajaran dapat Anda lakukan antara lain
dengan:
a)
Memperlihatkan benda, alat, gambar yang berhubungan dengan materi
pelajaran.
b)
Memberikan salam dan aba-aba perhatian.
c)
Membunyikan sesuatu, misalnya
peluit.
Semua itu dilakukan untuk menarik perhatian murid agar memperhatikan guru.
2)
Menimbulkan motivasi belajar
Motivasi belajar sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam belajar. Motivasi belajar
adalah dorongan yang berasal dari dalam diri murid dan dari luar diri murid
untuk mengalami perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap, nilai, dan
keterampilan. Motivasi yang berasal dari diri murid disebut motivasi
instrinsik, misalnya kemauan, kebutuhan, semangat, rasa senang dan sebagainya.
Motivasi yang berasal dari luar diri murid disebut motivasi ekstrinsik,
misalnya guru dan apa saja yang dilakukan guru untuk membuat murid mau, mampu
dan biasa belajar, bahkan lingkungan belajar, kelas, bahan, sumber belajar dan sebagainya.
Motivasi belajar instrinsik dan ekstrinsik harus ditimbulkan secara
terpadu. Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikan energi atau
daya yang dapat menggerakkan murid untuk belajar, yaitu mengalami perubahan perilaku.
Empat cara
yang dapat dilakukan guru PKR dalam menimbulkan motivasi yaitu:
a)
Menunjukkan kehangatan dan semangat
Kehangatan
seorang guru terhadap muridnya nampak pada penampilannya yang ceria dan
bersahabat, tidak angker dan tidak menakutkan.
b)
Menimbulkan rasa ingin tahu
Rasa ingin
tahu murid tampak dari adanya perhatian murid pada saat guru berbicara
atau bertanya terhadap materi dan kaitan materi yang sedang dipelajari. Untuk
dapat menimbulkan rasa ingin tahu guru harus berfikir dan berbicara secara
logis dan sistimatis.
c)
Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide atau
pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan disonansi kognitif, yaitu: situasi
dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan. Dan pada gilirannya dapat
menimbulkan dorongan belajar bagi murid. Untuk dapat menimbulkan ide yang
bertentangan guru dapat menyajikan suatu kasus atau cerita bermasalah.
d)
Memperhatikan minat murid
Minat dapat
diartikan sebagai rasa tertarik pada sesuatu. Minat seseorang biasanya nampak
dari perhatian dan kebiasaan. Minat seseorang dapat terpusat pada sesuatu hal
yang dirasakan memberi kepuasan batin atau bermula dari tuntutan. Setiap orang
memiliki minat yang berbeda dari orang lain, baik dalam jenis maupun kadarnya.
Minat juga berkaitan dengan kebutuhan. Misalnya seseorang yang memiliki kebutuhan
rasa aman, biasanya ia punya minat pada olah raga bela diri. Oleh karena itu
hendaknya guru memperhatikan minat murid, motivasi harus dikaitkan pada variasi
minat murid.
3)
Memberi acuan belajar
Proses belajar dalam situasi pendidikan formal antara
lain ditandai oleh keterarahan, Keterarahan merupakan perwujudan dari proses
belajar yang terpadu oleh dan terkait kepada tujuan belajar. Acuan yang
diberikan pada awal pelajaran dapat memberi jalan bagi terjadinya proses
belajar yang berorientasi tujuan.Acuan yang dimaksud adalah acuan dalam situasi
PKR. Acuan belajar dapat diberikan antara lain dengan empat cara:
a)
Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
Tujuan
merupakan gambaran perilaku yang diharapkan terbentuk setelah proses
pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru harus mengemukakan tujuan
pembelajaran, hal ini penting agar dapat memberi arah pada proses belajar.
Dalam PKR, tujuan pasti bersifat multi level dan multi dimensional. Batas tugas
merupakan garis batas yang dapat dipakai pedoman oleh murid seberapa jauh
mereka harus melakukan suatu tugas atau pengalaman belajar. Batas tugas secara
konseptual tampak dalam tujuan dan prosedur kegiatan belajar yang akan
dilalui.
b)
Menyarankan langkah-langkah yang akan ditempuh
Langkah-langkah
yang akan ditempuh sering disebut strategi instruksional. Langkah-langkah
tersebut berisi urutan kegiatan yang dirancang oleh guru dalam mencapai tujuan
belajar. Dalam PKR 321, harus dikemukakan dengan jelas. Dengan demikian pada
masing-masing kelas akan dapat memperoleh pengalaman belajar yang sistematis
dan terancang untuk mencapai tujuan dengan baik.
c)
Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
Pada setiap
tahap kegiatan pembelajaran harus ditemukan apa yang menjadi masalah pokok
sebagai pusat perhatian proses belajar. Masalah pokok biasanya berupa konsep
yang akan dibahas. Dan masalah pokok perlu dikemukakan pada awal pelajaran
d)
Mengajukan pertanyaan
Pada awal
pelajaran guru dapat mengajukan pertanyaan pemicu. Maksudnya sebagai pemandu
awal yang berfungsi memberi acuan bagi murid dalam belajar.
4)
Membuat kaitan materi
Membuat
kaitan materi pada awal pelajaran sangat penting, karena akan menghubungkan
pengalaman lama dengan pengalaman baru. Bila pengalaman lama dengan pengalaman
baru dapat dihubungkan dengan baik, maka proses belajar akan berlangsung lebih
bermakna. Membangun kaitan materi dengan melalui:
a)
Pertanyaan apersepsi, yaitu pertanyaan mengenai bahan lama yang telah
dipelajari sebelumnya.
b)
Merangkum materi yang lalu dengan maksud untuk memetakan apa saja yang telah dipelajari murid.
b.
Mengakhiri pelajaran
Mengakhiri pelajaran atau menutup pelajaran sama
pentingnya dengan membuka pelajaran. Menutup pelajaran dilakukan secara
bersama-sama di mana murid semua kelas yang dirangkap hadir dalam satu ruangan.
Dalam rangka menutup pelajaran ada tiga kegiatan pokok yang harud dilakukan:
1)
Meninjau kembali, untuk mengecek
apakah penataan pengalaman belajar memenuhi tuntutan pedagogis sebagaiman
diisyaratkan dalam tujuan, pada akhir pelajaran perlu diadakan peninjauan
kembali. Kegiatan tersebut dapar dilakukan dengan cara merangkum atau membuat
ringkasan.
2) Mengadakan
evaluasi. Salah satu indikator
keberhasilan pembelajaran adalah tercapai tidaknya penguasaan murid mengenai materi
pelajaran sesuai dengan tujuan yang digariskan.
3) Memberikan
tindak lanjut. Tindak lanjut berfungsi sebagai jembatan materi lama dengan materi
baru. Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan rumah,
merancang sesuatu, atau mengkomunikasikan sesuatu. Dari sudut proses belajar
individu, tindak lanjut dapat pula berfungsi sebagai penerapan yang telah
dipahami.
2. Bagaimana
Mendorong Belajar Aktif dan Membicarakan Belajar Mandiri.
Belajar pada hakikatnya adalah berubah, sedangkan perubahan
yang terjadi pada idividu siswa yang berkenaan dengan pengetahuan nilai dan
sikap keterampilan dan kebiasaan belajar. oleh Karena itu proses pembelajaran
yang baik adalah proses yang memungkinkan siswa belajar dengan optimal. Sedangkan
pembelajaran aktif adalah memperoleh pengetahuan nilai dan sikap, keterampilan
dan kebiasan belajar melalui pemanfaatan rangsangan dari luar diri siswa untuk
membangkitkan kemampuan belajar secara optimal. Beberapa alasan Mengapa belajar
aktif perlu di gerakkan.
a.
Ada bukti yang kuat bahwa siswa yang
berinisiatif kuat dalam belajar dapat belajar lebih banyak, dan lebih baik
daripada individu yang tergantung pada guru.
b.
Belajar aktif lebih sesuai dalam
pembelajaran alami.
c.
Perkembangan baru dalam berbagai
aspek pendidikan menempatkan siswa sebagai pembelajaran yang aktif.
Untuk mendapatkan
siswa yang aktif, guru PKR harus menguasai beberapa keterampilan seperti:
a.
Membimbing diskusi kelompok kecil.
Kelas PKR ditandai dengan adanya dua kelompok siswa
berbeda kelas dalam satu atau dua ruangan yang dihadapi oleh seorang guru.
keterampila yang harus dimiliki oleh guru pkr adalah Memusatkan perhatian murid
dengan cara merumuskan tujuan masalah dan langkah yang akan di tempuh.
1)
Memperjelas masalah yang menjadi
pusat perhatian diskusi.
2)
Menganalisis pendapat murid.
3)
Memeratakan kesempatan berbicara
dengan cara mencegah adanya monopoli.
4)
Memacu proses berpikir dengan cara
mengajukan pertanyan acakan.
5)
Menutup diskusi dengan cara
pelaporan kelompok dan membuat rangkuman.
b.
Mengajar kelompok kecil dan perorangan
Di SD kecil,
ada kalanya murid yang dihadapi hanya 1-2 orang dalam satu kelas, sehingga
dapat dirangkap dengan kelas lain yang jumlahnya lebih banyak meskipun tak
sebanyak kelas normal. Bahkan ada SD yang jumlah murid seluruhnya hanya 15-20
orang. Ruang belajar yang digunakan hanya satu ruang dengan atau tanpa sekat.
Untuk menghadapi situasi semacam ini, guru PKR dituntut untuk menguasai
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dalam pengajaran
kelompok kecil dan perorangan ada sejumlah peran guru yang perlu dihayati yaitu
guru sebagai:
1)
Penata kegiatan belajar-mengajar.
2)
Sumber informasi bagi murid.
3)
Pendorong belajar siswa.
4)
Penyedia materi dan pembuka kesempatan belajar murid.
5)
Pendiagnosis kebutuhan belajar murid.
6)
Pemberi kemudahan belajar sesuai kebutuhan murid.
7)
Mitra kerja dalam kegiatan belajar.
Agar dapat memainkan peran-peran tersebut di atas guru PKR perlu menguasai
sejumlah keterampilan sebagai berikut.
1)
Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
a)
Tunjukkan perhatian yang hangat.
b)
Dengarkan pendapat murid.
c)
Berikan respon yang positif.
d)
Ciptakan hubungan saling percaya.
e)
Tunjukkan kesediaan membantu murid.
f)
Bersikaplah terbuka terhadap perasaan murid.
g)
Kendalikan situasi agar murid merasa aman.
2)
Keterampilan menata kegiatan belajar-mengajar
a) Adakan pengenalan umum
mengenai isi dan latar kegiatan belajar.
b) Gunakan variasi kegiatan
sesuai kebutuhan.
c) Adakan pengelompokan murid
sesuai dengan tujuan.
d) Jangan lupa mengkoordinasikan
aneka kegiatan yang berlangsung.
e) Berikan perhatian pada
berbagai tugas yang diberikan.
f) Usahakan agar pada akhir
kegiatan selalu ada penyimpulan.
3) Keterampilan mengarahkan dan
memberi kemudahan belajar
a) Berikan penguatan terhadap
perilaku murid yang baik.
b) Bersikap tanggap terhadap keadaan
murid.
c) Berikan bantuan belajar sesuai
kebutuhan untuk belajar lebih lanjut.
d) Adakan pemantapan terhadap kegiatan
kelompok dan perorangan.
c. Mengadakan
variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid, serta mengurangi
kejenuhan dan kebosanan. Variasi juga disebut keanekaragaman. Dalam
pembelajaran, keanekaragaman menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola
interaksi serta kegiatan belajar- mengajar. Jenis variasi:
1) Variasi gaya mengajar
Gaya mengajar adalah pola penampilan guru dalam mengolah dan mengelola
rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya dinamika
proses belajar murid. Penampilan mengajar guru diwarnai oeh keterampilan guru dalam:
a) Bicara: kecepatan, kejernihan,
tekanan, volume, dan kepasihan.
b) Perhatian: pemusatan perhatian
murid, persebaran perhatian pada kegiatan murid secara bersamaan.
c) Kesenyapan: berhenti bicara
sebentar untuk mengendapkan ide.
d) Kontak pandang: semua murid mendapat
tatapan hangat dari guru.
e) Olah gerak dan mimik : gerak
fisik dan tampilan wajah.
f) Alih posisi: berdiri yang
memungkinkan murid merasakan perhatian sama.
2) Variasi
media dan sumber
Media adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan
pesan yang dapat berupa ide, informasi, pendapat kepada murid. Media dapat
berbentuk visual(terlihat), audio(terdengar) dan teraba.Sumber adalah benda,
manusia, situasi yang berisikan/menghasilkan informasi, data, fakta, ide,
rangsangan yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam berkomunikasi. Sumber
dapat berupa barang cetak(buku,modul), bahan terekam(kaset audio), bahan
tersiar(radio,TV), manusia sumber, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh
masing-masing jenis sumber tersebut.
Keterampilan guru memanfaatkan aneka ragam media dan sumber secara tepat
guna dan layak dapat membangun suasana belajar –mengajar yang menarik,
menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan. Untuk itu guru sebaiknya terampil
dalam memilih, menyelesaikan, menggunakan dan bila mungkin mengolah kembali
media dan sumber sesuai kebutuhan.
3) Variasi pola interaksi dan
kegiatan
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat
beraneka ragam, mulai dari yang didominasi guru sampai kegiatan yang dilakukan
sendiri oleh murid. Proses belajar murid harus diartikan sebagai aktivitas
individu dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman belajar
yang baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka
ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Oleh
karena itu guru harus menguasai pola interaksi dan kegiatan. Pola
interaksi yang bisa terjadi pada setiap jenis kegiatan tidak selalu sama. Jenis
pola interaksi tersebut adalah:
a) Pola interaksi
perseorangan(pola INPERS) , Pola ini menekan pada komunikasi antar siswa dalam
memanfaatkan sumber belajar.
b) Pola interaksi pasangan(pola
INPAS), misalnya, penguatan
diskusi pemanfaatan, dan konsultasi. Pola ini menekankan pada interaksi siswa secara pasngan dalam memanfaatkan sumber belajar dan kerja sama antar siswa.
diskusi pemanfaatan, dan konsultasi. Pola ini menekankan pada interaksi siswa secara pasngan dalam memanfaatkan sumber belajar dan kerja sama antar siswa.
c) Pola interaksi kelompok
kecil(pola INKK), Pola ini menekankan pada partisipasi dan intensitas
belajar siswa secara individual dan kelompok dalam memanfaatkan sumber belajar.
d) Pola interaksi kelompok
besar(pola INKB), Pola ini menekankan pada partisipasi siswa dalam
kelompok besar melalui komunikasi antar individu dalam kelompok, kerja sama
kelompok dan kompetisi sehat antar kelompok.
e) Pola interaksi klasikal(pola
INKLAS), Pola
interaksi ini menekankan pada layanan belajar terhadap kelompok siswa di bawah
kendali langsung guru, kerja sama kelompok kelas dan pemanfaatan sumber belajar
lintas kelas.
Bila dilihat dari kegiatannya
terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan di kelas antara lain, membaca, menggunakan lembar kerja, bercerita, berdialog/berdiskusi, bengadakan percobaan, mendengarkan
kaset, bernyanyi, mengamati lingkungan.
3. Bagaimana
mengelola
kelas
PKR dengan baik
Perlu disadari bahwa kelas PKR
memerlukan perhatian yang lebih dari kelas biasa karena karakteristik pembelajaran
dalam PKR jauh lebih beragam daripada di kelas biasa. Namun demikian tuntutan
pedagogisnya sama yakni situasi belajar yang perlu diciptakan harus
memungkinkan murid dapat memanfaatkan waktu belajar secara efektif.
Untuk dapat menciptakan dan memelihara suasana kelas yang memungkinkan optimalnya kualitas pembelajaran dan keterlibatan murid, perlu pengelolaan kelas yang baik. Untuk itu guru harus menguasai keterampilan mengelola kelas antara lain.
Untuk dapat menciptakan dan memelihara suasana kelas yang memungkinkan optimalnya kualitas pembelajaran dan keterlibatan murid, perlu pengelolaan kelas yang baik. Untuk itu guru harus menguasai keterampilan mengelola kelas antara lain.
a. Menciptakan dan memelihara
situasi kelas yang optimal
Situasi kelas yang optimal ditandai oleh tingginya waktu yang digunakan
untuk mendorong murid melakukan tugas-tugas, dan waktu yang digunakan
oleh murid untuk melibatkan diri dalam interaksi kelas. Untuk dapat
menciptakan situasi tersebut guru sebaiknya terampil dalam:
1) Menanggapi
dengan penuh kepekaan terhadap hal-hal yang mengganggu jalannya interaksi
belajar mengajar. Misalnya, bila guru sedang menjelaskan suatu kemudian melihat
ada dua orang siswa yang sedang berbisik atau menganggu murid lain, guru harus
segera menanggapinya, jangan sekali-kali membiarkan hal tersebut.
2) Memeratakan
perhatian terhadap semua kelompok secara visual maupun verbal. Berikan tatapan
wajah kepada seluruh kepada seluruh kelas dan berbicaralah dengan baik. Jangan sekali-kali
hanya memandang ke salah satu sudut dan berbicara hanya kepada murid atau
kelompok tertentu saja.
3) Memberikan penugasan kepada
kelompok dengan jelas sehingga murid-murid memahami tugas dan peranan serta
tanggung jawabnya dalam kegiatan belajar- mengajar.
4)
Memberi teguran dengan arif dan bijaksana bila melihat terjadinya perilaku
menyimpang dari murid. Teguran yang kasar bukan saja tak efektif, tetapi dapat
melukai perasaan murid.
5)
Memberikan penguatan verbal,
gestural, kegiatan, kedekatan, sesuai dengan keperluan dan situasi secara
wajar. Berikan pujian terhadap perilaku yang baik untuk mendorong munculnya
perilaku baik itu lebih sering.
b.
Mengendalikan kondisi belajar yang
optimal dan mengatasi perilaku murid yang mnyimpang
Situasi kelas sering terganggu oleh perbuatan satu
atau dua orang siswa memerlukan perhatian. Bila ada siswa yang berperilaku
menyimpang janganlah dibiarkan tetapi harus dikendalikan. Ingatlah hakikat
belajar adalah berubah. Jadi bila guru melihat adanya perilaku menyimpang dari
situasi belajar harus segera diarahkan kembali kepada situasi belajar saat itu.
Hakikat belajar adalah perubahan, maka bila Anda melihat adanya perilaku
menyimpang harus segera Anda ubah menjadi perilaku yang baik. Mengubah perilaku
menyimpang dapat dilakukan dengan cara:
a)
Mengajarkan dan memberi contoh perilaku yang diinginkan.
b)
Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar.
c)
Memberi hukuman dengan cara yang benar dan wajar terhadap perilaku
menyimpang.
Dengan berbagai keterampilan penunjang tersebut guru memiliki bekal untuk
dapat menampilkan diri sebagai guru PKR yang berhasil.
E. Pembinaan Profesional Guru PKR
Guru
profesional adalah guru yang berkemampuan, bermasyarakat, dan berkepribadian.
Kemampuan mencakup penguasaan bahan ajar, metode pembelajaran, penilaian
pembelajaran, dan pemahaman peserta didik. Semua unsur kemampuan ini perlu
selalu disegarkan dan ditingkatkan agar guru tidak statis dalam arti bertahun-tahun
mengajar penampilannya tetap bahkan semakin menurun. Guru profesional harus
tampil sebagai sosok manusia yang haus pengetahuan, peka terhadap kebutuhan
peserta didik, tanggap terhadap perkembangan dan permasalahan baru, cinta
kebenaran, toleran terhadap sesama guru, akomodatif terhadap masyarakat,
berpandangan jauh ke depan, tidak cepat putus asa dan selalu mau dan berani
menerapkan yang dinilai baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pembelajaran
yang terkondisikan menggunakan pendekatan PKR memerlukan berbagai sarana
pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan secara mandiri oleh setiap
guru diharapkan adanya koordinasi antara kepala sekolah dan pihak guru. Sarana
pembinaan tersebut antara lain.
1.
Sekolah mengadakan dan membiasakan
perencanaan PKR bersama oleh sesama guru di sekolah tersebut, misalnya dalam menyusun
jadwal, menetapkan kelas-kelas yang dirangkap, menata ruangan, memanfaatkan
sumber belajar, dan memecahkan masalah yang dihadapi. Pertemuan antar guru
tersebut dapat dipimpin oleh kepala sekolah atau oleh guru secara bergilir
sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Sarana pmbinaan tersebut antara lain.
2.
Dibawah koordinasi kepala kantor
Depdibud setempat mengadakan dan mengupayakan kerja sama antara SD satu dengan
SD lain yang berdekatan dan atau anatara SD dengan masyarakat sekitar. Djalil,
dkk, (2005) menyebutkan bahwa kerjasama antar sekolah merupakan faktor yang
sangat penting, misalnya untuk kepentingan berikut:
a.
Berdiskusi dan tukar pengalaman
utnuk mengatasi berbagai kesulitan mengajar, misalnya tidak mempunyai buku
sumber, dan alat peraga pelajaran, atau kurang menguasai materi yang harus
diajarkan.
b.
Membangun Pusat Sumber Belajar (PSB)
yang saat ini dikenal sebagai Pusat Sumber Belajar Guru (PSBG), misalnya
mengembangkan alat pelajaran, perpustakaan bersama, dan laboratorium yang
sederhana.
c.
Mengadakan kegiatan bersama,
misalnya mengadakan kunjungan dan karyawisata, membuat media pembelajaran,
menyusun skenario pembelajaran dan lain-lain.
d.
Saling membantu dalam mengajar,
misalnya guru dari SD yang satu dapat membantu mengajar di SD lainnya yang
berdekatan.
3.
Melalui kerja sama dengan LPTK di
adakan pelatihan bagi guru SD pedesaan melalui sistem belajar jarak jauh dengan
cara membuka kesempatan bagi guru SD untuk mengikuti mata kuliah PKR dalam
program sertifikasi kependidikan Universitas terbuka.para guru peserta akan
mendapatkan modul dan kaset audio interaktif/ kaset videp interaktif PKR.
Kegiatan belajar dilakukan secra mandiri 1- 2 orang dan bila perlu diadakan
tutorial kunjung oleh dosen LPTK setempat.
4.
Dibawah koordinasi kepala sekolah
atau pemilik sekolah merintis dan menggalakan program “peer coaching” yakni peningkatan kemampuan guru PKR antar guru
dalam satu SD atau lintas SD. Guru SD yang telah memiliki kemampuan yang lebih
baik dalam menerapkan PKR ditugasi atau dikondisikan untuk membantu guru lain
yang belum begitu mahir atau belum dapat menerapkan PKR. Bentuk kegiatan ini
termasuk model pelatihan “each- one
teach-one system” inisiatif bias dating dari guru yang sudah memiliki
kemahiran.
5.
Kantor Depdikbud setempat bekerja
sama dengan LPTK meningkatkan kemampuan para pemilik agar menjadi model guru
PKR dan dapat membimbing guru SD salam merancang, melaksanakan, dan menilai
serta meningkatkan PKR di SD. KKG (Kelompok Kerja Guru), MGMP (Musyawarah Guru
Mata Pelajaran), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) adalah forum yang dapat
dijadikan untuk saling tukar informasi, pengalaman, berdiskusi, untuk
memecahkan berbagai kesulitan mengajar dan mengerjakan sesuatu secara bersama.
Berbagai bentuk kerja sama dan pelatihan yang telah dijelaskan merupakan
cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan
guru khususnya pada PKR.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari materi yang telah paparkan pada bab pembahasan
maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1.
kompetensi guru adalah orang yang profesinya atau pekerjaannya
mengajar dan memiliki kemampuan dan kewenangan dalam melaksanakan profesi
keguruannya.
2.
Kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.
3.
Keberhasilan guru melaksanakan
perannya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya
melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi khusus. Karena dengan memiliki guru yang berkompeten, maka
akan berpengaruh juga pada hasul belajar para siswanya.
4.
Terdapat berbagai keterampilan dasar
dalam PKR tetapi secara garis besar terbagi menjadi 3 meliputi kemampuan guru untuk membuka dan
menutup pembelajaran,mengajar kelompok kecil dan perorangan, serta mengadakan variasi
5.
Pembinaan profesional guru PKR dapat
dilakukan dengan cara berkerja sama dengan sesama guru, antar SD, melalui
penyuluhan dari LPTK dan berbagai pertemuan rutin guru
B. Saran
Semua guru
harus menguasai kompetensi dan keterampilan yang menunjang profesinya, karena
esensi dari kompetensi dan keterampilan yang dimaksudkan bukan hanya untuk guru
dalam pembelajaran kelas rangkap atau guru sekolah dasar saja tetapi untuk
semua yang berprofesi sebagai pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,
Multazam. 2014. Pembelajaran Kelas
Rangkap. http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/04/makalah-guru-pembelajaran-kelas-rangkap.html. Diakses
tanggal 19 Oktober 2017.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Djalil, A., dkk. 2005. Pembelajaran Kelas Rangkap. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Firman.
2015. Pembelajaran Kelas Rangkap.Dalam.http://firman1086.blogspot.com/2016/03/pembelajaran-kelas-rangkap.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober
2017.
Fitriana, siti. 2015. Makalah Kompetensi Guru. Dalam http://fitrianahadi.blogspot.com/2015/12/makalah-kompetensi-guru.html Diakses pada tanggal 19 Oktober
2017.
Download Makalah Keterampilan yang Harus Dimiliki Guru dalam Kelas Rangkap di sini
Download Presentasi Makalah Keterampilan yang Harus Dimiliki Guru dalam Kelas Rangkap di sini
888 Casino - Dr. Maryland
ReplyDeleteWith a state of the art 양주 출장마사지 graphics, and great dealers, 사천 출장안마 888 Casino offers guests 경주 출장안마 the ultimate 경산 출장마사지 gambling 사천 출장안마 experience. With more than 80 gaming machines, Rating: 2 · 6 reviews