Makalah Peran Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Kelas Rangkap





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Di Indonesia sendiri dalam hal sarana prasarana didunia pendidikan belum merata oleh karena itu sebagai tenaga pendidik harus mampu memanfaatkan lingkungan sekitar tempat mengajarnya untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Namun ada juga beberapa masalah yang muncul dari peserta didiknya, yaitu sedikitnya peserta didik ataupun pengajar yang mengikuti proses pemelajaran. Sebagai seorang guru hal yang harus dilakukan adalah tetap mengoptimalkan pembelajaran. Salah satu model  atau pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan manajamen pembelajaran kelas rangkap.
Pembelajaran kelas rangkap (multiple class teaching) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang untuk memberi perhatian dan melayani perbedaan individul anak untuk  satu kelas atau lebih dari satu ruangan. Karena hal ini sangat penting terutama untuk sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran kelas rangkap, maka para guru maupun calon para guru diharapkan mengkaji secara mendalam tentang gambaran pembelajaran kelas rangkap yang ideal sehingga dalam praktiknya dilapangan tidak mengalami penyimpangan. Selain itu juga harus memperhatikan siswanya secara lebih dibandingkan dengan kelas biasa.

B.      RUMUSAN MASLAH
1.      Apa  yang dimaksud dengan tutor?
2.      Apa yang dimaksud dengan tutor sebaya?
3.      Pentingnya tutor dalam kelas rangkap?

C.      TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian tutor.
2.      Mengetahui yang dimaksud dengan tutir sebaya.
3.      Mengetahui pentingnya tutor dalam kelas rangkap.



BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengetian Tutor
Tutor adalah istilah yang biasa kita dengar pada bimbingan belajar sehingga banyak yang berpikiran bahwa kata tersebut lebih keren dan berbeda dengan guru. Tapi sebenarya apa yang dimaksud dengan tutor?
            Jika guru adalah seorang pengajar pada suatu lembaga formal dengan tugas utamanya mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa. Guru sebagai pengelola kegiatan proses belajar mengajar dimana dalam hal ini guru bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajan.
            Sedangkan tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses pembelajaran pada kelompok belajar. Seseorang yang memberikan bimbingan pada kelompok-kelompok kecil siswa dalam pembelajarannya. Dimana tutor merupakan sebutan bagi orang yang mengajar dalam pendidikan non-formal, walaupun yang menjadi tutor adalah seorang guru dalam pendidikan formal.
            Berikut beberapa pengertian tutor:
  1. Tutor adalah orang yg memberi pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa dalam pelajarannya.
  2. Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses pembelajaran di kelompok belajar.
  3. Pengertian tutor banyak dikemukakan oleh ahli pendidikan, seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1992:4) (dalam Abi Masiku (2003:9) bahwa tutor adalah orang yang membantu murid secara individual.
  4. Hamalik (1991:73) (dalam Abi Masiku (2003:10) mengemukakan bahwa tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa dapat efisien dan efektif dalam belajar. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas.
  5. Pengajaran tutoring merupakan pengajaran melalui kelompok yang terdiri atas satu siswa dan satu pengajar (tutor, mentor) atau boleh jadi seorang siswa mampu memegang tugas sebagai mentor, bahkan sampai taraf tertentu dapat menjadi tutor. Secara singkat pengertian tutor dapat diartikan sebagai orang yang memberikan tutorial atau tutoring, sedangkan tutorial atau tutoring adalah bimbingan yang dapat berupa bantuan, petunjuk, arahan ataupun motivasi baik secara individu maupun kelompok dengan tujuan agar siswa dapat lebih efisien dan efektif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.
  6. Tutor adalah pendidik pada Pendidikan Nonformal (PNF). Tutor adalah guru yang bertugas pada pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, dan pendidikan keaksaraan. Karena perkembangan psikologis peserta didiknya masih sedemikian dini, maka tugas pendidik lebih bersifat sebagai pengasuh (pamong).

B.      Tutor Sebaya
Pembelajaran teman/tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri. Dalam tutor sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya(Suherman, 2003:277).
Menurut Ischak dan Warji dalam Suherman (2003:276) berpendapat bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Suryo dan Amin (1984:51) yang dimaksud dengan tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman dan sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri, karena dalam model pembelajaran tutor sebaya ini, mereka (para tutor) harus berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap dengan teman sebaya, mencari perannya sendiri, mengembangkan kecakapan intelektual dan sosial. Dengan demikian, beban yang diberikan kepada mereka akan memberi kesempatan untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang– orang lain, dan bahkan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
Peer tutoring dan peer assessment merupakan solusi termudah dan solusi dalam menghadapi kendala-kendala dalam pembelajaran komputer terutama disekolah-sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana memadai, tenaga pengajar yang kurang, jumlah siswa dikelas yang sangat besar, dan dana yang terbatas. Pembelajaran dengan memanfaatkan peer tutoring dan peer assessment ternyata mampu mengoptimalkan pembelajaran komputer, yang pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi sekarang ini (Arikunto, S. 2006).
Penerapan model pembelajaran tutor sebaya telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang terbukti signifikan dimana peningkatan tersebut terlihat dalam setiap siklus belajar. Keunggulan model pembelajaran tutor sebaya juga ditunjukkan oleh ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan (Johar Maknun dan Toto Hidajat Soehada). Pada kasus pembelajaran Matematika, model pembelajaran tutor sebaya lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa (Ika Marlita Sari. 2006).
Langkah-langkah model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil ini adalah sebagai berikut.
  1. Pilihlah materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pelajaran di bagi menjadi sub-sub materi (segmen materi).
  2. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
  3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu bab materi. Setiap kelompok di pandu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
  4. Beri mereka waktu yang cukup, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
  5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
  6. Setelah kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.

C.      Pentingya Tutor dalam Pembelajaran Kelas Rangkap
Lingkungan atau pengaruh sosial berperan sebagai model, strategi instruksi atau umpan balik (elemen lingkungan untuk siswa) dapat berpengaruh pada faktor pribadi siswa seperti tujuan, kepekaan efikasi untuk tugas (menjelaskan bagian berikutnya dari pelajaran), atribusi (keyakinan tentang kesuksesan dan kegagalan), dan proses regulasi-diri seperti perencanaan, monitor diri dan kendali terhadap gangguan. Model interaksi antara lingkungan, individu, dan perilaku merupakan interaksi timbal balik yang saling menentukan sehingga pada proses tersebut regulasi-diri terjadi (Schunk dalam Woolfolk, 2007). Model triadik resiprokal dari Bandura juga dijelaskan dalam Mullen (2007) yang membahas tentang perkembangan belajar berdasar regulasi-diri.
Sebuah kegiatan/proses pembelajaran adanya tutor dapat membantu dalam menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tutor sebaya bukanlah satu-satunya tutor yang dapat diambil. Tutor dapat dihadirkan dari luar sekolah, misalnya seorang ahli dan pengemuka sekitar sehingga siswa dapat lebih memahami sesaca detail apa yang sedang dipelajari. Misalnya untuk pelajaran IPS dengan materi kedesaan, dengan materi tersebut dapat sihadirkan seorang staf balai desa atau kepala desanya.
Kemampuan siswa meregulasi-diri dalam proses belajar-nya merupakan kegiatan yang penting dalam proses belajar siswa. Menurut Alsa (2005), teori belajar sosial kognitif sudah menjelaskan konsep ideal pembelajar yaitu pembelajar berdasar regulasi-diri. Istilah belajar berdasar regulasi-diri merupakan terjemahan dari kata asing self-regulated learning. Belajar berdasar regulasi-diri merupakan topik yang sering diteliti dan dipelajari pada beberapa tahun terakhir. Berbagai variabel yang mempengaruhi variabel belajar berdasar regulasidiri diantaranya model pembelajaran Problem Based Learning (Hurk, 2006; Sungur & Tekkaya, 2006), prokastinasi (Wolters, 2003), masa studi (Mullen, 2007), lingkungan belajar, regulasi-diri kognitif, motivasi belajar (Young 2005), kelas akselerasi, tingkat integrasi IT (information technology) yang meliputi kemampuan penggunaan IT dan sikap terhadap IT, motivasi belajar serta interaksi guru dan murid (Yen dkk, 2005).
1.      Kelebihan tutor sebaya
a.      Sangat berhasil lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut dan enggan kepada gurunya, baik bertanya maupun menjawab.
b.      Sebagai siswa tutor, pekerjaan tutoring, akan memperkuat konsep dan pengetahuannya secara lebih baik dari apa yang telah dibahas.
c.       Bagi tutor menjadi tempat kesempatan untuk melatih diri, melatih rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya sebagai tutor, dan melatih kesabaran.
d.      Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial dan rasa solidaritas antar siswa.
e.      Para siswa lebih mandiri dan bersikap dewasa dan punya rasa setia kawan.

2.      Kekurangan Tutor Sebaya
a.      Siswa yang dibantu terkadang belajar kurang serius karena beranggapan bahwa tutornya adalah teman sendiri, sehingga hasilnya terkadang kurang memuaskan.
b.      Ada beberapa siswa yang menjadi malu ketika bertanya atau menjawab karena takut jawabanya akan salah dan ketidaktahuannya akan diketahui oleh temannya.
c.       Pada saat tertentu pekerjaan tutoring ini sangat sulit dilaksanakan karena perbedaan kelamin, genre dan sosial budaya antara tutor dengan dengan siswa yang diberi program perbaikan.
d.      Bagi guru juga menemukan kesulitan untuk menemukan tutor yang tepat bagi kelompok atau beberapa orang siswa yang harus dibimbing.
Berhasil dan tidaknya pengaplikasian ini bergantung pada guru bidang study yang mengaplikasikannya dalam kelas. Pilihlah siswa pintar yang bisa menjadi tutor bagi temannya sendiri. Siswa yang dapat menjadi panutan dan mampu membantu yang lain dan tidak pelit ilmu. Tentukan siswa yang dapat dengan lancar menjelakskan pada temannya dandapat menjawab setiap pertanyaan dari temannya.

BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
B.      SARAN
Di Indonesia tutor bukanlah hak asing lagi untuk didengar. Akan tetapi tutor dimasyarakat masih mengarah pada tutor pada dikegiatan bimbingan belajar khusus. Tutor sebaya masih dianggap kurang efektif untuk digunakan dalam sebuah kegitan  pembelajaran, jika dikihat lebih luas lagi tutor sebaya juga dapat membantu siswa untuk percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya. Selain itu dapat juga menimbulkan motivasi siswa untuk lebih baik karena hal tersebut juga dapat dikatakan sebuah penghargaan yang didapatkan setelah belajar, dengan kata kain sebuah pengakuan dari gurunya bahwa siswa tersebut telah menguasai materi yang diberikan oleh guru.


C.      DAFTAR PUSTAKA
rahayu, Srikandi.22 April 2014. Seputar Pengertan Tutor.http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-tutor.html. Diunduh pada tanggal 21 Desember 2017
susanto, Hadi. 21 Juli 2013. Pembelajaran Tutor Sebaya.https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/07/21/pembelajaran-tutor-sebaya/ Diunduh pada tanggal 21 Desember 2017
Fitri, Fauziah. 24 Juni 2015. Manfaat Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Pembelajaran Matematika. https://www.kompasiana.com/fauziah.fitri/manfaat-model-pembelajaran-tutor-sebaya-untuk-pembelajaran-matematika_552fc2256ea8348f328b4585. Diunduh pada tanggal 21 Desember 2017


_ _ _ _ _ _ _
 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _


Download Makalah Peran Tutor dalam Pembelajaran Kelas Rangkap di sini
Download Presentasi Makalah Peran Tutor dalam Pembelajaran Kelas rangkap di sini

No comments

Powered by Blogger.