Makalah Kegiatan Mandiri pada Pembelajaran Kelas Rangkap


KATA PENGANTAR 

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kegiatan Mandiri Pada Kelas Rangkap.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
 Akhir kata kami berharap semoga makalah Kegiatan Mandiri Pada Kelas Rangkapini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


Pacitan,   November 2017


Penulis





DAFTAR ISI

HalamanJudul.............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
DaftarIsi                                                                                                        iii

BAB I          PENDAHULUAN................................................................. 1
A.                     Latar Belakang........................................................................ 1
B.                     Rumusan Masalah................................................................... 2
C.                     Tujuan Makalah...................................................................... 2
BAB II         PEMBAHASAN.................................................................... 3
A.                     Pengertian Pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap.............. 3
B.                     Alasan diadakan  Pembelajaran Kelas Rangkap..................... 3
C.                     Prinsip Didaktif metodik dan Proseur Pembelajaran Kelas
Rangkap.................................................................................. 5
D.                     Pengertian, model  kelebihan dan kekurangan pembelajaran
mandiri.................................................................................... 5
E.                      Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar
Mandiri................................................................................... 7
BAB III       PENUTUP.............................................................................. 11
A.                     Kesimpulan............................................................................. 11
B.                     Saran....................................................................................... 11
C.                     DaftarPustaka......................................................................... 12



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Setiap warga negara berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak, demikian dalam undang-undang yang kita miliki dikatakan. Pendidikan yang layak terjadi sampai pada tingkatan yang paling kecil yaitu pembelajaran di dalam kelas, artinya bagi semua warga Indonesia yang belum masuk ataupun sudah berada dalam sistem pembelajaran di kelas memiliki hak yang sama untuk memperoleh pembelajaran yang layak.
Jika murid-murid pada setiap kelas hanya sedikit, bagaimana guru dapat mengoptimalkan pembelajaran, tanpa mengurangi nilai keberadaan tenaga guru. Salah satu pendekatan/model yang dapat di kembangkan untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah melalui Pembelajaran Kelas Rangkap. Permasalahan lainnya dalam pola pembelajaran dengan tingkatan kelas sekarang terutama untuk sekolah-sekolah yang terbatas dari komponen guru, siswa, pembiayaan, sarana dan prasarana adalah terpasilitasinya setiap kemampuan dan minat anak untuk mata pelajaran tertentu.
perlu ditetapkan prioritas dalam pengembangan guru dengan sesutau yang baru tentang bagaimana mengajar dengan keragaman dalam tingkatan umur, jenis kelamin, sikap dan kemampuan anak.
Seorang guru yang mengajar di kelas rangkat tentunya harus memiliki keterampilan pembelajaran dalam PKR, meliputi keterampilan dalam mengawali dan mengakhiri dalam proses pembelajaran PKR, cara mendorong belajar asik dan membicarakan belajar mandiri, cara mengelolo kelas PKR dengan baik, kemitraan antar guru dan antara guru dan masyarakat serta pembinaan professional guru PKR oleh kepala sekolah. Hal itu tentu harus dimiliki oleh guru yang mengajar di kelas PKR, maka dari itu, sebagai calon seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan tersebut. Pada makalah ini akan dibahas lebih mendalam lagi.

B.   Rumusan Masalah
1.      Pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap
2.      Alasan diadakan  Pembelajaran Kelas Rangkap
3.      Prinsip Didaktif metodik dan Proseur Pembelajaran Kelas Rangkap
4.      Pengertian, model  kelebihan dan kekurangan pembelajaran mandiri
5.      Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri

C.   Tujuan Masalah
1.      Agar mahasiswa mengerti mengenai kelas rangkap
2.      Agar mahahasiswa menegrti mengapa diadakan PKR
3.      Ada prinsip yang terdapat dalam PKR
4.      Adapun kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran mandiri
5.      Bagimana mendorong siswa untuk belajar aktif



BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap
Menurut Winataputra (1999) pengertian PKR merupakan adaptasi dari defibisi multiple class teaching dari UNESCO (1988), dalam PKR seorang guru mengahadapi dua kelas atau lebih, satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok murid yang berbeda kemampuannya, untuk  membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih pada jam yang sama. Oleh karena itu PKR dapat dikatakan sebagai pendekatan manajemen pembelajaran, PKR bukanlah suatu metode pembelajaran dalam penerapannya menuntut penggunaan berbagai metode dan teknik serta sumber pembelajaran.
PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang atau lebih dan menghadapi muruid-murid dengan kemampuan yang berbeda (Djalil, 2019; Susilowati, 2010). 
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kelas rangkap (PKR) adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dau atau lebih tingkat kelas yang berbeda
B.   Alasan diadakan  Pembelajaran Kelas Rangkap
Ada beberapa alasan kenapa dilaksanakannya pembelajaran kelas rangkap
1.      Alasan Geografis
Yaitu sulitnya lokasi, terbatasnya sarana transportasi, lokasi yang berpindah-pindah yang dikarenakan adanya mata pencaharian khusus.
2.      Alasan Demografis
Alasan ini biasanya berlaku di daerah pemukiman yang jarang penduduknya sehingga jumlah murid sedikit.
3.      Kurang Guru
Meskipun jumlah guru secara keseluruhan bisa dikatakan cukup, namun pada kenyataannya masih ada keluhan kekurangan guru, terutama di daerah-daerah terpencil. Apalagi bila secara geografis daerah tersebut sulit dijangkau, maka akan membuat guru takut ditugaskan di daerah itu. Rendahnya minat guru untuk mengadu nasib di daerah terpencil, juga disebabkan beberapa faktor. Misalnya mahalnya harga keperluan sehari-hari, sulitnya alat transportasi, gaji yang terlambat, bahkan terbatas peluang untuk mendapatkan pengembangan karirnya. Oleh karena itu untuk menjadi guru di daerah seperti itu perlu adanya keiklasan dan penuh sukacita, dan kesiapan mental dari guru tersebut.
4.      Terbatasnya Ruang Kelas
Di daerah yang jumlah muridnya sangat sedikit, tidak memerlukan ruang kelas lebih banyak. Tetapi, di daerah lain meskipun sudah mempunyai ruang kelas sesuai dengan jumlah tingkatan kelas, masih belum cukup karena jumlah rombongan belajar lebih besar. Nah untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu menggabungkan dua atau lebih kelas yang diasuh atau dibimbing oleh seorang guru. Dengan demikian PKR diperlukan untuk mengatasi hal tersebut.
5.      Adanya Guru yang Tidak Hadir
Ketidak hadiran guru , bukan saja dialami oleh sekolah di daerah terpencil, di kota besar pun juga mengalaminya. Seperti di Jakarta, musibah banjir dapat menghambat kehadiran guru untuk melaksanakan tugasnya. Guru yang tidak kena musibah harus mengajar kelas yang tidak ada gurunya. Belum lagi alasan lain misalnya sakit, cuti, atau ada kegiatan berberkaitan meningkatkan profesional dan kualifikasi guru.
6.      Alasan Lain
Alasan ini ada karena :
a.       Menghadapi murid yang tingkat kemampuan dan kemajuan belajar yang berbeda, atau
b.      Perbedaan kemampuan dan kemajuan belajar diantara murid pada tingkat kelas yang sama.

C.   Prinsip Didaktif metodik dan Proseur Pembelajaran Kelas Rangkap
Didaktik berasal dari bahasa latin didasco/didascein diartikan sebagai ilmu mengajar/pengetahuan tentang bagaimana mengajar yang berkenaan dengan bagaimana menerapkan teori dan konsep ilmu terapan atau ilmu pendidikan praktis (seperti psikologi, sosiologi, komunikasi dll) yang sesuai dalam upaya membimbing dan menciptakan situasi belajar. Sedangkan Metodik berasal bahasa latin metodos yang diartikan sebagai cara atau strategi mengajar yang mengacu pada penataan urutan kegiatan pembelajaran yang terperinci.
Prinsip-prinsip didaktik dan metodik.
1.   Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR sehingga membentuk suatu sistem.
2.  Keterampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan membuka dan menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar mandiri dalam  mengelola kelas PKR.

D.   Pengertian, model  kelebihan dan kekurangan pembelajaran mandiri
Belajar mandiri adalah proses memperoleh pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan dan kebiasaan belajar melalui pemanfaatan rangsangan dari luar diri siswaa untuk membangkitkan kemampuan belajara siswa secara optimal.Tindakan mandiri ini dirancang untuk menghubungkan pengetahuan akademik dengan kehidupan sehari-hari secara sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang bermakna.

Beberapa model pembelajaran mandiri yaitu :
1.  Model SAVI
Dave Meier menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan kelima indera dan emosi dalam proses belajar yang dikenal dengan model SAVI, yaitu :
a.       belajar dengan bergerak dan berbuat
b.      belajar dengan berbicara dan mendengar
c.       belajar dengan mengamati dan menggambarkan
d.      belajar dengan memecahkan masalah dan menerangkan.
2.    Model MASTER
Rose dan Nicholl memperkenalkan satu model belajar yang dikenalkan dengan M-A-S-T-E-R, yaitu :
a.       mendapatkan keadaan pikiran yang benar
b.      memperoleh informasi yang terdiri dari gagasan inti
c.       mencari makna melalui pembimbing mereka
d.      memicu memori
e.       memamerkan apa yang diketahui
f.       merefleksikan cara belajar
Kelebihan dari pembelajaran ini adalah :
1.      Membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawabsiswa mendapatkan kepuasan belajar melalui tugas-tugas yang diselesaikan
2.      Siswa mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam hal penelusuran literatur, penelitian, analisis dan pemecahan masalah, jika dalam menyelesaikan tugas-tugasnya mahasiswa berkelompok menjadi semakin bertambah, karena melalui kelompok tesebut mahasiswa akan belajar tentang kerja sama, kepemimpinan dan pengambilan keputusan.
3.      Mencapai tujuan akhir dan pendidikan yaitu mahasiswa dapat menjadi guru bagi dirinya sendiri.
Kelemahannya adalah :
1.      bila diterapkan kepada peserta didik yang belum dewasa, ia belum bisa belajar secara mandiri (masih memerlukan bimbingan).
2.      Apa yang didapat dalam pembelajaran mandiri masih belum tentu benar,  maka perlu melakukan pertanyaan atau diskusi.

E.       Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri
Alasan perlunya digalakkan belajar mandiri:
1.   Individu yang berinisiatif dalam belajar dapat belajar lebih banyak dan lebih baik dari pada yang tergantung pada guru.
2.     Lebih sesuai dengan perkembangan mental individu
3.  Perkembangan baru dalam berbagai aspek pendidikan menempatkan siswa sebagai pembelajar yang aktif.
Keterampilan dasar yang diperlukan guru dalam PKR adalah :
1.     Membimbing diskusi kelompok kecil
Keterampilan yang diperlukan untuk membimbing diskusi kelompok dalam  PKR adalah:
a.       Memusatkan perhatian siswa
b.      Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian siswa
c.       Menganalisis pendapat siswa
d.      Memberi kesempatan untuk siswa mengeluarkan pendapat
e.       Meminta siswa  untuk mengomentari siswa lainnya.
f.       Mengajukan pertanyaan pelacakan sederhana hingga rumit untuk memacu proses berpikir siswa.
g.      Menutup diskusi dengan cara pelaporan kelompok
2.      Mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Peran guru yang  harus di hayati yaitu :
a.       Sebagai penata kegiatan belajar-mengajar
b.      Sebagai sumber informasi
c.       Sebagai pendorong belajar siswa
d.      Sebagai penyedia materi dan pembuka kesempatan belajar siswa
e.       Sebagai mendiagnosis kebutuhan belajar siswa
f.       Sebagai pemberi kemudahan belajar sesuai kebutuhan
g.      Sebagai mitra kerja dalam belajar
3.      Mengadakan variasi
Variasi artinya keanekaragaman yang menyangkut gaya belajar, media, sumber, pola interaksi serta kegiatan belajar mengajar. Variasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a.       Variasi gaya mengajar
Teacher style adalah penampilan guru dalam mengolah dan mengelola ransangan belajar dan lingkunhan belajar.
Penampila mengajar guru di warnai dengan
1.      Olah suasana dan berbicara
2.      Perhatian yang termasuk dalam pemusatan pemerhatian siswa
3.   Kesenyapan pada saat berbicara dalam memberi kesempatan penyimak untuk mengendapkan ide.
4.  Kontak pandang terhadap murid, yang memberi kesan semua murid mendapatkan tatapan hangat guru.
5.    Olah gerak dan mimik yang terlukis pada gerak fisik/badani guru dan tampilan wajah pada saat menghadapi murid-muridnya.
6.      Alih posisi berdiri dalam menguasai kelas yang memungkinkan guru dapat mendekati semua kelompok murid dan memungkinkan murid merasakan perhatian yang sama dari guru.
b.      Variasi media dan sumber
Media adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan yang dapat berupa ide, informasi, pendapat kepada murid. Media dapat terlihat atau visual, terdengar atau audio dan teraba atau taktil.
Sumber adalah benda, manusia dan situasi yang berisikan atau menghasilkan informasi, berupa data, fakta, ide, rangsangan yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam berkomunikasi. Sumber dapat berupa barang tercetak seperti buku, modul, bahan terekam seperti kaset audio, bahan tersiar seperti siaran radio atau TV, manusia sumber dan pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis sumber tertentu.
Keterampilan guru memanfaatkan aneka ragam media dan sumber secara tepat guna dan layak akan dapat membangun iklim atau suasana belajar-mengajar yang menarik, menantang, menyenangkan dan mengasikkan. Untuk itu guru seyogyanya terampil dalam memilih, menyesuaikan, menggunakan dan bila mungkin mengelola kembali media dan sumber itu sesuai kebutuhan.
c.       Variasi pola interaksi dan kegiatan
Siswa sebagai individu pelajar, yakni orang yang melakukan peristiwa belajar secara manusiawi harus dipandang sebagai makhluk yang memiliki potensi menerima dan mengelola informasi melalui pengalaman kongkrit, pengamatan mendalam, pengkonsepan dan konseptualisasi secara abstrak dan percobaan luas atau eksperimen, (Kolb:1987). Dengan kata lain proses belajar siswa harus diartikan sebagai aktivitas individu dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman.
Pengalaman tidaklah berisi tunggal tetapi selalu bersudut jamak. Oleh karena itu pengalaman belajar murid (learning experiences) yang baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru.
Oleh karena itu bila guru ingin membangun pengalaman
belajar siswa yang bermakna, guru seyogyanya menguasai keterampilan penganekaragaman pola interaksi dan kegiatan. Bila dilihat dari jumlah peserta murid dalam suatu kegiatan belajar, kegiatan belajar dapat berupa kegiaan perseorangan, pasangan dan kelompok kecil (3-5 orang), kelompok besar (6-10 orang), dan klasikal (11-30 orang).
4.      Beberapa macam pola interaksi yaitu ;
a.       Pola Interaksi perseorangan (Pola INPERS)
Pola ini menekan pada komunikasi antar siswa dalam memanfaatkan sumber belajar
b.      Pola Interaksi Pasangan (Pola INPAS)
Pola ini menekankan pada interaksi siswa secara pasangan dalam memanfaatkan sumber belajar dan kerja sama antar siswa
c.       Pola Interaksi Kelompok Kecil (Pola INKK)
Pola ini menekankan pada partisipasi dan intensitas belajar siswa secara individual dan kelompok dalam memanfaatkan sumber belajar
d.      Pola Interaksi Kelompok Besar atau kelas tunggal (Pola INKB)
Pola ini menekankan pada partisipasi siswa dalam kelompok besar melalui komunikasi antar individu dalam kelompok, kerja sama kelompok dan kompetisi sehat antar kelompok.
e.       Pola Interaksi Klasikal atau kelas banyak (Pola INKLAS)
Pola ini menekankan pada partisipasi siswa dalam kelompok besar melalui komunikasi antar individu dalam kelompok, kerja sama kelompok dan kompetisi sehat antar kelompok.




PENUTUP
A.   Kesimpulan
1.   Pembelajaran kelas rangkap (PKR) adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dau atau lebih tingkat kelas yang berbeda.
2.   Alasan diadakan  Pembelajaran Kelas Rangkap: Alasan Geografis, Kurang Guru, Terbatasnya Ruang Kelas, Adanya, Guru yang Tidak Hadir, Alasan Lain, Menghadapi murid yang tingkat kemampuan dan kemajuan belajar yang berbeda, atauPerbedaan kemampuan dan kemajuan belajar diantara murid pada tingkat kelas yang sama.
3.  Metodik Diartikan sebagaimengajar yang berkenaan dengan bagaimana menerapkan teori dan konsep ilmu terapan atau ilmu pendidikan praktis (seperti psikologi, sosiologi, komunikasi dll). Sedangkan Metodik berasal bahasa latin metodos yang diartikan sebagai cara atau strategi mengajar yang mengacu pada penataan urutan kegiatan pembelajaran yang terperinci.
4.   Pembelajaran mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak siswa melakukan tindakan mandiri yang melibatkan terkadang satu orang, biasanya satu kelompok.
5.   Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri dengen cara:Membimbing diskusi kelompok kecil, Mengajar kelompok kecil dan perseorangan, Mengadakan variasi,dan berbagai macam pola interaksi

Daftar Pustaka

Dimana sari. 2012. Model pembelajran mandiri.[Online]
Danianisa.2016. Mudul 2 model pengelolaan pembelajara.[Online]
admin. Prinsip didaktik, metodik, prosedur dasar [Online]
admin. 2012.  Pembelajaran Kelas Rangkap SD,[Online].


_ _ _ _ _ _ _
 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _


Silahkan Download Makalah Pembelajaran Kelas Rangkap di sini
Silahkan Download Presentasi Makalah Pembelajaran Kelas Rangkap di sini

No comments

Powered by Blogger.